Senin, 19 Oktober 2009

Cinta tak harus memiliki

Jelang siang ketenangan sya terusik. Bukan apa, tetapi di tengah kesibukan membereskan rumah, sebuah pesan singkat mengejutkan masuk ke nomor ponsel sya. Segera sya baca dan tertulis bahwa
Mba, salah nggak kalau aku bilang Allah itu jahat? Kenapa sih Allah mengambil semua yang aku sayangi?

Ingatan sya melayang pada bahasan sebuah buku, terkait cinta, dan memiliki. Berikut kutipan dari buku sederhana tersebut.


Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman Al Farisi mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.

Sergapan rasa memiliki teradang sangat memabukkan.

Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian...maka menjadi manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi mobil, kita diberi akal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki menjadi sulit ditepis.

Ya, di jalan cinta para pejuang, hakikat ini akan kita asah. Bahwa kita semua milik Allah, dan hanya padaNya kita akan kembali. Maka dengan sahabat paling mesra, dengan istri paling setia, atau anak-anak yang berbakti, hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Allah hanya meminjamkan dia untuk kita dan meminjamkan kita untuknya

(Jalan Cinta Para Pejuang karya Salim A. Fillah, hlm. 187-188)


Segera sya ucapkan pada ukhtiku itu, bahwa alangkah baiknya ia beristighfar dan mencari di al-Quran terjemahan, sebuah ayat yang menjabarkan bahwa Allah swt itu jahat. Astaghfirullahal’azhim, sungguh ia hanya manusia yang belum mengerti. Semoga Kau ampuni ketidaktahuannya, ya Rabb...

1 komentar:

  1. betul...betul...betul...
    hanya yang maha menciptakan yang bisa memiliki segalanya...

    BalasHapus