Jumat, 27 Agustus 2010

...

ketika mimpimu yang begitu indah
tak pernah terwujud ya sudahlah
saat kau berlari mengejar anganmu
dan tak pernah sampai ya sudahlah

Suara bass itu terdengar. Ya, suara bass yang mengalun dengan nada tenang, bertempo lambat, terdengar dari earphone seorang lelaki. Kepalanya sedikit mengangguk. Kini ia berdiri di pelataran mesjid kampus. pakaian khasnya ketika bersantai: kemeja kotak-kotak dengan celana jeans menjadi pemandangan yang ikut menyejukkan di warna mesjid yang dominan biru itu. ia tidak sendiri, ia sedang menanti. Iyakah?

Angannya melayang pada tahun lalu ketika ia terhempas karena perempuan pujaannya sudah dipinang orang, tepat sehari sebelum ia utarakan maksudnya. Ia bukan penganut pacaran, maka ia mengajukan diri untuk sebuah ikatan pernikahan. Tapi terlambat. Dan keterlambatan itu menghempasnya. Menghempasnya ke titik terdalam jurang keterpurukan.

Saat itu sahabatnya hadir, lelaki teduh yang selalu berusaha ada untuknya. Sahabatnya tidak menyuruh ia kuat saat itu juga. Baginya, manusiawi bila ada yang terpuruk.

"Aku terlambat,"

"Hmm. Indah juga skenarioNya."

"Maksudmu?"

"Ini pembelajaran tentang hati untukmu. Selama ini kau tidak begitu mengurusi hatimu, kan?"

"Hmm."

Hening beberapa jenak.

apapun yang terjadi
Ku kan slalu ada untukmu
janganlah kau bersedih
cause everythings gonna be ok

Purnama berkali-kali datang dan pemuda itu menanjaki tebing keterpurukan. Sang sahabat sudah dapat melihat rona merah itu lagi, semangat itu lagi. Sedikit, ah tidak. Tapi jauh dari sebelum jurang itu menganga. Maka sang sahabat memilih untuk mengajukan sebuah cinta baru.


satu dari sekian kemungkinan
kau jatuh tanpa ada harapan
saat itu raga kupersembahkan
bersama jiwa cita-cita dan harapan

"Aku?"

"Ya. gadis ini sesuai dengan dirimu."

Sahabat itupun menepuk bahu sang lelaki. Berusaha menyalurkan kekuatan.

"Kenapa?"

"Karena aku ingin ada cinta lagi di wajahmu."

kita sambung satu persatu sebab akibat
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
menuntun ke arah mata angin bahagia
kau dan aku tahu jalan selalu ada

Dan akad terjalani. Sang gadis mengerti belum ada sebuah cinta antara ia dan suaminya. Dan malam itu, malam pertama itu, mereka isi dengan kisahan. Pemuda itu menangis usai bercerita tentang masa lalunya, tentang pujaan hatinya.

juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
bagai deras ombak yang menabrak karang
namun ku tahu ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
hadapi bersamaku hingga akhir datang

Sebulan berlalu dan belum didapati sikap seorang suami penuh kasih dari pemuda itu. Sang gadis hanya bisa tersenyum, mencoba maklumi apa yang terjadi. Tapi ia adalah perempuan yang hatinya juga tidak terus kuat.

saat kau berharap keramahan
cinta
tak pernah kau dapat ya sudahlah yeah
dengar ku bernyanyi lalalalala heyeyeyeyeyayaya
dedum dedudedadedudidam semua ini belum berakhir

Dan kini, enam bulan usai akad. Gadis itu bisa merasakan genggaman tangan sang suami mengantarnya ke pengajian rutin. Seulas senyum terus mengantarnya hingga ia bertemu rekan pengajian.

Terima kasih... Sang pemuda membatin dan mendengarkan dendangan lagu itu. lagu yang mengisahkan penggalan episode hidupnya.

satu kan langkah langkah yang beriring
genggam hati rangkul emosi

genggamlah hatiku satukan langkah kita

sama rasa tanpa pamrih
ini cinta

peluklah diriku terbang bersamaku

melayang jauhh.. woo..woo.. yeeahhh.. (come fly with me, baby)
ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
sosok ini yg menerima kelemahan hati
yea..aku cinta kau.. ini cinta kita
cukup satu waktu yes untuk satu cinta
satu cinta ini akan tuntun jalanku
rapatkan jiwamu yo tenang disisiku
rebahkan rasamu untuk yg ditunggu
bahagia hingga ujung waktu
*lirik lagu "Ya Sudahlah-Bondan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar