Senin, 08 November 2010

Tentang Merapi: Pagi Ini

Lebih dari sepekan, bahkan sekarang menginjak dua pekan, Merapi memuntahkan isi dirinya. Dua pekan pula berita terkait Merapi mengalahkan berita lain, semisal cakar-cakarannya artis (peace) atau nangkringnya tikus di dekat saya (helaaah). Banyak yang bertanya, kenapa berita Merapi terlalu diekspos? Apa media nggak punya bahan?

Sebenarnya tidak juga. Berita masih berimbang meskipun memang porsi untuk Merapi lebih banyak. Heloow, aktivitas mengerikan Si Merapi belum selesai, kawan. Masa iya kita santai-santai saja dan membiarkan media tak memberitakannya? terlihat lebih diekspos.

Mistis. It's about the supranatural things. Merapi selalu dikaitkan dengan hal-hal mistik dalam berbagai pemberitaannya. Berbagai, lho, ya, bukan semua. Dan pagi ini kami sekeluarga menyempatkan diri membahas hal tersebut dalam obrolan santai.

"Pak, nih. Saroh nemu berita lucu deh," ujar saya setelah membaca mobile web republika.co.id. Bapak yang sedang pedicure-menicure segera menyahuti saya.

Berita yang saya baca terkait awan Petruk. Mau lihat gambarnya? Sebentar ya.


jadi ingat istilah di sebuah blog, kalau tidak salah hal itu hanya karena pikiran dan mata yang melihat sehingga interpretasinya sesuai dengan yang melihat. Sejenis penafsiran. bisa saja kalau saya lihat itu bukan petruk, tapi teko aladdin. Iya, kan?

Beranjak dari foto itu, banyak warga yang mengaitkannya dengan pertanda-pertanda yang sangat tidak berdasar ilmu geografi dan Al-Quran. Ya, saya akui bahwa warga daerah saya masih percaya mistik (bahkan saya sendiri begitu).

Bapak hanya tertawa mendengar saya membacakan berita tersebut.

"nanti Bapak yang jadi juru kunci, deh," ujar Bapak. Saya mengernyit.

"Ya, pasti aman kalau Bapak jadi juru kunci," lanjut beliau. Saya dan mama yang mendengar cuma bisa menggeleng karena menebak lanjutannya.

"Kalau Bapak jadi juru kunci, tiap ada asap sedikit, semua warga disuruh turun,"

Benar, kan?

Ya, saya selalu sadar bahwa masih banyak yang percaya mistik di daerah saya, maka saya selalu utamakan ucapan itu: Ya Rabb, selamatkan badan dan iman saudara-saudaraku!

*sekadar curhat, kok :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar