Kamis, 23 Februari 2012

Indonesia Tanpa JIL

Akhir-akhir ini saya dengar kata-kata "Indonesia Tanpa JIL". Mungkin penasarannya saya bukan 'apa itu JIL?' tapi lebih kepada 'kenapa bisa muncul statemen itu?' Lho? Kok, bukannya tanya arti JIL?

Oke, saya sudah sejak SMA berkecimpung di dunia pemikiran, termasuk pemikiran Islam serta pemikiran Liberal. Berkecimpung dalam artian mengetahui bagaimana sebenarnya pemikiran plural, liberal, moderat, konvensional, dan lain-lain, dan lain-lain. Aneh? Mungkin kalau yang melakukan itu adalah laki-laki jadinya tidak aneh. Tapi, karena seusia saya saat itu siswa SMA adalah siswa perempuan yang lebih suka membicarakan cinta, maka saya terlihat 'aneh'. Oke, begini pendapat saya terkait JIL.

JIL, tak lain tak bukan adalah perpanjangan tangan kaum penghancur agama-agama. Dengan dalih pembebasan, JIL berusaha menyempurnakan Islam. But, it can't work. Islam itu sudah sempurna. Pernah dengar 'ah, ngucapin selamat natal kan toleransi agama' atau 'nikah beda agama kan nggak apa-apa, jangan fanatik ah'? kalau pernah, saya juga. sering malah. Dan itu adalah kalimat-kalimat yang diciptakan oleh JIL (Jaringan Islam Liberal). Pusing saya dibuat oleh mereka karena pengaruh mereka telah mendarah daging pada lingkungan sekitar saya. Saya meramu berbagai formula, mempraktikkannya, sehingga saya pun terkesan ikut 'liberal' oleh sebagian teman-teman Islam. Padahal, jelas sudah saya menentang si liberal. Kalian tahu, bagaimana sulitnya menentang lingkungan yang terwarnai pemikiran liberal tanpa harus menyinggung perasaan orang-orangtua? Berat, itu pasti. Apalagi untuk kita yang disebut 'anak kemarin sore'. Tapi, untuk sebuah ketinggian Islam, justru 'anak kemarin sore' ini yang dibutuhkan.

Seperti menemukan sekutu, melihat Indonesia Tanpa JIL, saya langsung mendukung semampu saya. Yeah, JIL telah memporakporandakan tatanan moral dalam masyarakat, khususnya lingkungan sekitar saya (mungkin juga lingkungan sekitar Anda?). JIL telah menciptakan agama baru: kemanusiaan sempit. JIL telah menciptakan Tuhan baru berupa kedamaian semu. Dan Indonesia Tanpa JIL adalah solusi terindah di tengah-tengah berjuta masalah akidah.

Untuk yang beragama Kristiani, saya tak berusaha menakuti. Tapi, suatu saat nanti, jangan kaget bila kalian mendengar JKL (Jaringan Kristen Liberal) yang memporak porandakan agama kalian. Karena jelas, tujuan 'mereka adalah kehancuran semua agama di dunia. Kemudian menggantinya dengan agama baru bertuhankan Setan (WAW!)

3 komentar:

  1. Dan pada saat itu terjadi, artinya manusia sudah tidak memiliki ADAB lagi... Toleransi dan Moral hanyalah sebatas kata..
    Negara kita ini terlalu banyak yang diharamkan dan dilarang... =)
    Jangan membuat hidup ini susah lah...
    Toh aku juga hidup di tengah komunitas muslim, tapi selama kita saling menghormati...
    Yah pasti lancar...
    Gbu

    BalasHapus
  2. bukan membuat susah kok. hanya mengembalikan hakikat hidup muslim :)

    BalasHapus
  3. Benar sekali mbak may ini,,
    sekarang banyak yg menggembor2kan kata plural, tapi tdk mengerti hakikat plural sendiri..
    Toleransi antar umat beragama itu baik, tp kl toleransi agama ini yg berbahaya..
    Moderat dan JIL merajalela, sekarang menjelma dan mendarah daging di hijab2 yg mereka sebut hijab modern..

    Hana pertiwi

    BalasHapus