Selasa, 11 Desember 2012

Second Opinion

Sabtu kemarin, bener-bener gloomy suasananya, khususnya sejak pukul 19.00-20.30. Gimana nggak suram suasananya? sore itu jadwal untuk CTG (cek detak jantung serta gerak janin dengan alat), di akhir pemeriksaan ada vonis harus Sectio Caesar pukul 22.00! Harapan besar dan feeling yang mengarah pada persalinan normal seolah termentahkan. Tak ayal, air mata terus saja mengalir, sementara Mama yang mengantar dan menemani selama pemeriksaan segera telepon keluarga dan guru spiritualnya untuk mendapat keputusan terbaik.

Sesuai nasehat teman, terlafallah terus itu yang namanya Al-Fatihah, trio surat pendek, dan al-insyirah. Tak lupa shalawat serta pengharapan agar vonis tadi gagal. Terus berbincang dengan janin, berharap pada Allah SWT. AH, saya seperti sudah pasrah meski ada penolakan juga.

Akhirnya Mama berhasil menandatangani surat penundaan dan pulang (paksa) kemudian berhasil membawa saya pulang ke rumah. Benar-benar mencekam suasana malam itu. Sepulang dari Rumah Bersalin, Mama terus menemani saya. Malam itu suami di pulau seberang juga berkali-kali telepon dan sms menghubungi Mama. Beliaulah penyemangat yang meyakinkan bahwa Nanda janin akan lahir normal.

Sejak ahad kemarin diskusi tak kenal henti terkait pemeriksaan dan persalinan di tengah keluarga. Hasilnya? Kami akan mencari opini lain dan jatuhlah pilihan kepada dr. Fachrudin. Beliau dokter senior yang juga pemilik rumah bersalin di sebuah tempat wilayah Jakarta Selatan. Oke, saya akan coba.

Baru saja saya telepon Rumah Bersalin dan alhamdulillah sudah membuat janji dengan beliau. Bismillah, semoga memang Allah mengizinkan saya dapat merasakan persalinan normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar