Rabu, 11 November 2009

Nikah, orangtua, dan masalah

Assalamu’alaikum teman-teman. Sebuah judul yang dilatari sebuah cerita. Yap, dahulu sya adalah seorang yang bermasalah dengan orangtua (sekarang juga sih). Hampir tiap hari adaaa aja kesalahan sya. Adaa aja kekurangan sya. Seolah tak pernah mereka pikirkan usaha sya yang banyak. Sampai suatu waktu, sya berpikir, hmm, mungkin nikah bisa jadi solusi. Kan sya udah nggak tinggal sama orangtua lagi. Nanti sya bangun rumahtangga yang manis, bahagia dalam naunganNya, nggak diisi pertengkaran atau bentakan. Yaa, impian wajar seorang gadis kecil, gimana sih?

Sya terus memutar ulang niat sya itu, pemikiran sya itu, sampai akhirnya suatu hari sya tersadar. Yap, seorang mba menularkan ilmunya, mengajak diskusi tentang nikah, dan mengajak sya kembali berpikir. Nikah bukan solusi memecahkan masalah seorang anak dengan orangtuanya. Tersentak! Terbangun! Kembali tersadar.

Kembali sya tanya niat sya nikah, apa iya, untuk agamaNya? Atau karena ingin ‘lari’ dari orangtua? Setiap titik darah sya adalah hasil perjuangan kedua orangtua sya. Setiap kesehatan sya sewaktu bayi adalah upaya orangtua yang nggak ngebiarin anaknya terlunta. Setiap ada yang pada diri sya karena...

Hff, sya sadar. Nikah itu butuh persetujuan orangtua. Kalau orangtua nggak setuju, apa bisa sya nikah? Nikah itu nggak semudah yang selama ini sya bayangkan. Nikah adalah penyatuan dua kelompok masyarakat. Beuh, nggak jadi ‘lari’ dunk, sya :D

Lagipula, apa sya yakin, nikah dengan niat begitu diridhoi Allah swt? Apa sya yakin, nikah bisa jadi solusi? Hmm...sya teringat dengan birrul walidain. Yap, sebelum nikah, seorang perempuan tuh harus berbakti sama kedua orangtuanya. Tertohok! Rasanya sya udah berdosa banget...

Kalau dulu baitnya begini:
Sang putri dalam kastil
Menanti pangeran berkuda membebaskannya dari penjara kastil

Tapi sekarang, baitnya begini:
Sang putri dalam kastil
Sang putri dalam kastil
Melaih kuda coklat
Hingga siap berbuat
Melatih kuda coklat
Demi menaklukkan kastil

Yap, semangat (kuda coklat) harus dibangun demi menaklukkan kastil, berdamai dengan rumah. Dari sekian masalah dengan orangtua, bisa kita nego dan temukan titik tengahnya. Tinggal bagaimana kita dekatkan hati kita sama orangtua, ok? ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar