Rabu, 11 November 2009

Film di IBF 2009

Jadi ingat, 7 Maret 2009 adalah suatu kenangan indah. Indah? Yap, karena di tanggal itu sya kenal seorang teman. Di tanggal itu juga sya nonton sebuah film pendek di bedah buku rame-rame.

Apa sih? Pengen tahu? Nah, saat itu adalah Islamic Book Fair 2009, bertempat di istora senayan jakarta. Tribun B1 menjadi tempat perkenalan sya dengan teman sya itu. Sayang, waktunya sedikit, dia harus kembbali ke tempat kerjanya. Tapi, ada satu penghibu sya. Sebuah film. (dari tadi bilang film, film, film. Film apa si?)

Kisahnya di Yogyakarta, seorang mahasiswa (sebut saja Basuki) duduk di tepian sawah, ditemani sepeda ontel di belakangnya. Matanya mnerawang lazuardi yang terus membiru. Seorang sahabatnya datang (sebut saja Andri) menghampiri

“Bas, ngopo?”Andri menepuk bahu sahabatnya

“Eh, Andri. Aku bingung...”Basuki hanya menoleh dan kembali pada target tatapannya.

“bingung ngopo?”

“kok yo aku ndak lulus lulus, padahal ini udah tahun keberapa? Aku malu, Ndri, sama yang lain,”

Sejurus kemudian, Andi menepuk dan bangkit dari duduknya.

“aku tahu solusinya. Ikut yuk, Bas”

“apa?”

“aku tahu orang pinter yang bisa bantu kamu”

“tenannan? Beneran?”

“iya”

Akhirnya mereka menuju suatu rumah bergaya jawa kuno. Setelah mengetok pintu, seorang kakek muncul dan seperti dukun biasanya, ia memberi Baski sebuah keris. Keris itu sebagai perantara.

Akhirnya, Basuki setiap akan belajar membacakan keris itu basmallah (hm?) smpai akhirnya ia lulus. Segera diajaknya Andri ke rumah mbah dukun itu. Namun apa yang terjadi? Di rumah mbah dukun mereka disambut lelaki berpeci dan berkoko. Ealah, sang mbah dukun membongkar rahasianya. Bahwa sebenarnya kelulusan basuki adalah hasil ikhtiar dan tawakkal, hasil usaha dan doanya, bukan karena keris itu. Tak ada perantara apalagi benda yang ‘diisi untuk menyampaikan dan mengabbuklkan keinginan kita. Semua tergantung usaha dan doa kita. Deuh, jadi semangat terus nih. Entah semangat apa. Yang pasti semangat eui....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar