Senin, 09 November 2009

Trip to Bogor botanic garden Square

Ciee...judulnya pake inglish. Kali ini perjalanan sya a.k.a. may ditemani dua orang. Salah satunya doyan ngomong inglish. Oke, perjalanan dimulai pagi harinya. Tanggal....tanggal berapa ya? Lihat tiket dulu ya...

Nah, pagi itu rasanya sedih beud atas suatu hal. Terlalu banyak hal yang May tau, jadi pengen ngilangin satu persatu hal yang diketahui. Tapi kan nggak bisa. Allah swt udah nitipin hal itu untuk kita ketahui, jadi kita setidaknya berusaha cari solusi. Oke oke. Seorang teman ngajak ke bandung. Kejauhan ah. May ajak ke ragunan, deket rumah. Dianya yang ogah. Dia bilang, ke kebun raya bogor yuk. Boleh boleh boleh. Jadi deh janjian jam sepuluh pagi di stasiun cawang. Hemm, kukontak temanku di bogor, berharap dia jadi guide. Alhamdulillah, dia bersedia. Thanks, mamoru...

Sampai stasiun cawang, may kaget. Oh, begini tho stasiun cawang. Baru tau. Petugasnya banyak, rame pula. Nggak berhenti bermain dengan hape, nanya satu hal: udah sampe mana, mba?

Janji jam sepuluh, jam sebelas dia dateng. Alhamdulillah, masih bisa berangkat.
Perdana naik kereta AC Ekonomi euy. Wiiih, dingin....
:norak mode on:

Perjalanan 1 jam. Menikmati udara yang nggak alami. Tapi mata dapat hiburan, padangan yang dilempar ke jendela mulai mendapat warna hijau yang tak buatan. Subahanallah, keren euy sawahnya.

Jelang usai jum’atan, kami sampai di stasiun bogor. Ku sms mamoru, bilang bahwa kami sudah sampai di sasiun. Eh, dia menelepon dan kaget, dia kira kami masih di jakarta...xixixix

Ditunjukkanlah angkot menuju kebun raya. Tapi, sebelumnya, kami ditunjukkan arah tempat makan. Lewat telepon, dia menyebut bangunan bagus. Jadilah kami mencari bangunan bagus, bangunan bagus. Keluar stasiun, diajak kampanye sama tukang-tukang di depan stasiun. Kupikir, oh, ada kampanye partai di sini, hari ini, partai islam kayaknya, soalnya tukang-tukang itu mengajak kami. Halah, ge er beud ya?

Makan siang nggak jauh-jauh dari fastfood.. usai makan, kami menuju lantai atas, bermain game sebentar...paragh!! temanku ngajak main game mobil-mobilan. Nggak seru, mana bukan racing lagi. Ditelpon mamoru, dia nggak tau bisa ikut guiding ke kebun raya atau nggak. Ya udah, kami asik jalan berdua aja.

Dapet angkot. Asik....segera naik deh. Waks!! Banyak atribut partai merah....ehm, salah kira. Ternyata bukan partai islam yang kampanye. Udahlah, semoga kami nggak apa-apa. Soalnya pernah ada kabar, akhwat-akhwat nggak selamat waktu berpapasan dengan mereka yang merah itu. Banyak-banyak zikir, sesekali bercanda. Terus turun deh di gerbang yang tulisannya pintu 2. pas udah deket pintu, kok ditutup? Eh, eh, eh, ditarik temen. Ada yang kebuka. Pas dihampiri, ternyata itu pintu gerbang istana bogor....

Nggak boleh woi masuk situ, batin may. Ahirnya telpontelponan sama mamoru. Ditunjukin lagi deh arah ke gerbang yang katanya kebuka. Oke, oke. Meluncur menuju gerbang yang kebuka. Waks! Ada Pangrango Mall...atau pangrango plaza? Jadi inget sama gunung pangrango. Entah kenapa namanya pangrango, tapi yang pasti nggak dekat sama gunung pangrango :p

Akhirnya setelah berjalan lumayan jauh, sampai juga di depan gerbang. Ke mana?

“itu, bangunan bagus lagi”kata teman. Yuk, kesana. Makin dekat, makin dekat. Celingukan, ketemu loket. Duh, hape pake bunyi.

“Dimana?”tanya mamoru.

“Ngapain nanya-nanya? di depan loket,”sahut may heran. KLEK! Duh, main tutup telpon tanpa salam. Keseelll pisan. Tau-tau ada yang teriak-teriak, manggil nama may. Celingak celinguk nyari suara yang nggak asing. Eits, balik badan dan mendapati si pemanggil berkaos putih. Hehe, kurus euy, nggak ngenalin kalo itu si mamoru. Oke, perjalanan pun dimulai. Berbekal peta, kami telusuri kebun raya bogor itu. Pertama, ke danau...hmm, danau apa ya? Pastinya ada pulau tak berpenghuninya. Mamoru ngasih beal perjalanan. Waks, kok minumannya imut gini?

“kan teddy bear, may,”kata mamo. Euh...

Terus, lagi asik menggambar inspirasi dalam bentuk tulisan, azan pun terdengar. Hmm, panggilan cinta udah manggil. Segera deh menuju mushola. Baru mau sholat di mushola sebelah museum zoologi, dua perempuan mencegat dengan pertanyaan tentang panduan kami dalam sholat. Wew! Gimana nih? Kok Cuma may yang ditanya? Udahlah, jawab sebisanya.

Usai sholat, BRESSS!!!!
Langit numpahin berkubik-kubik air langitnya.

It’s bogor, the rainy city. Kota yang tak dapat ditentukan kapan akan hujan. Hmm, hmm, hmm. Oke...neduh deh, di loket karcis. Jiah, tau nggak lagu yang mengiringi peneduhan? Lembayung Bali!! May minta aja lembayung bogor. Responnya? Teman-teman Cuma tertawa.

Hujan tak lagi menderas. Kami segera menuju objek wisata yang diinginkan teman may dari stasiun cawang. Yap, jembatan dekat pulau tak berpenghuni tadi. Segera sang guide memandu kami. Hmm, hmm, hmm, kok aneh ya jalannya? Nggak seperti tadi? Ini beda. Sudahlah, may kan nggak tahu, guide yang lebih tahu. Diiringi lagu lawas, My Love dari westlife, kami susuri jalan di hadapan. Luas, sehingga langit dapat terlihat jauh tak berbatas. Hmm, di mana batas lazuardi itu? Diiringi gledek-gledek yang menampakkan kilat gagahnya, terus kami tuju jembatan yang kami kira sesuai maksud kami. Dasar guide aneh, dia bawa kami ke jembatan besi! Beuh...sudahlah. toh, balasannya, kami menemukan taman luas, indah, tapi penuh horor akibat gledek-gledek itu.

Ternyata kami diajak menuju gerbang keluar oleh mamoru, Sang guide. Ihiks, diusir secara halus (piss, mamo). Iya, sih, udah sore pula. Penat ini makin memudar. Akhirnya, naiklah kami angkot menuju stasiun. Masih diiringi hujan.

Tahukah kamu? May beli sepatu baru di depan stasiun. Yihaa!!! Alhamdulillah. Setidaknya menggantikan sepatu kets may yang jelang masa pensiun karena uzur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar