Jumat, 06 November 2009

Aqiqah Raisa

Buru-buru ke stasiun kalibata. Usai transaksi kilat pembelian tiket dengan petugas loket, segera sya menuju pemberhentian kereta di setiap stasiun. 5 menit, 10 menit....kok lama beud? Kereta oh kereta. Tahukah kamu? Seorang teman menungguku di stasiun bogor? Segera sya menanyai seorang perempuan berjilbab dengan map di tangannya. Hmm, tampang mahasiswa, pikir sya. *sok tahu mode on*

“Mbak, mau ke arah depok, ya?”tanya sya dengan basa basi super basi. Ya iyalah kereta di jalur ini kan mengarah ke Depok

“Iya,”jawab mbak itu lembut. Siuuuungggg!!! Serasa gimana gitu, lembut beud!! Ups, fokus, fokus. Kembali ke tanya-menanya.

“Masih lama, nggak ya mbak, kereta ke Bogor?”tanya sya lagi sambil memasang wajah cemas

“Macet di Juanda katanya tadi, keretanya,”
TIDAAAKKKK!!!!!

C’mon, cepatlah kau datang duhai ular besi. Sya agak gelisah dan meng-sms teman di depok: lagi di mana? Hmm, ditunggu beberapa lama, nggak ada jawaban. Tenang, sya, tenang. Sekitar jam 9 baru deh sang kereta menghampiri sya yang udah lumutan *emangnya tembok bisa lumutan?*

BERANGKAAATTT!!!!

Bismillahirrahmanirrahim....berdoa sembari menikmati udara berhembus dari luar kereta. Jess jess jess jess. Bunyi yang baru kudengar sebulan lalu kalo nggak salah. Bogor, aku datang lagi. Membawa banyak hal: rindu, harap, dan...barang pesanan. Alhamdulillah selama lebih dari satu jam perjalanan, sya sampai di stasiun tujuan

Ditunggu di loket utama

Haiks, loket utama teh yang mana? Tong ngartos, euy. Yo weslah, tak nggolek dhewek. Eh, ono sing giring-giring. Eh, pintu keluar!!! Alhamdulillah, i can go ut from station. Tapi, di mananya, loket utama? Eh eh eh, itu, tiga orang teman sya terus menoleh ke arah pintu masuk. Dikiranya sang putri bersepatu imut ini akan keluar dari loket ya? Kikikik, sya sapa mereka dari belakang. Alhamdulillah ketemu temen-temen

“rencananya sama temen-temen yang lain, tapi ketinggalan. Keretanya macet”ujar sya polos. Mereka ketawa. hiks. Ya udahlah, ga papa, ga mama, ga anaknya sama aja, sya ikut mereka ke rumah aqiqahnya Raisa, putri seorang teman kami. Menaiki angkot ijo khas kota hujan, kulihat nomornya 05. karena penuh, kuputuskan duduk di kursi depan, berdua dengan pak sopir. Maaf ya mang. Tapi gapapa kan berdua sama sya? :D

Setelah berbincang ngalor ngidul ngulon wetan, kami berempat sampai di sebuah jalan. Di sanalah kami turun. Jalan yang di sisinya terletak sebuah mesjid dengan nama—yang tertera di plang—Mesjid Quba. Menyusuri jalan kecil yang ada jembatannya. Jadi teringat seorang teman dengan candanya menyuruh sya pulang ke jakarta lewat kali itu. Ugh, pengen jitak dia. Agak jauh jalan yang dilewati, dan akhirnya kami sampai di sebuah rumah sederhana.

Seorang lelaki yang bukan tuan rumah menyambut kami. Haru, senang, rindu...segera sya masuk setelah dipersilakan. Salam, cipika cipiki, ritual khas kami sesama perempuan. Segera saja acara yang sempat terhenti dengan kedatangan kami dilanjutkan. Canda, riang, semua mereka sangat sya rindu. Ah, badan ini mungkin belum terlalu kuat. Tapi sya ingat kalimat seorang teman, “gitu aja nggak bisa. Hidup itu keras,”. Yap, sya coba mengukur kemampuan sya, ketahanan tubuh pasca jatuh sakit. Bismillah...

Mau tau makanan yang dihidangkan? Agar-agar *incaran*, kuah-kuah apaaaa... gitu, bihun, ayam, nasi pastinya, krupuk, sambel, kentang goreng pedas, terus....ehehe, sya lupa. Pastinya seru, meski pengunjungnyya sedikit *emangnya pameran apa, sya?*

Kenyang makan, berhubung azan zuhur harus berkumandang, para lelaki ksatria menuju mesjid, sholat dunk, masa buka lapak?

Selesai sholat, bersiap pulang. Ah, ternyata benar. Perjalanan adalah masa terindah dalam suatu kegiatan. Sya satu angkot dengan dua teman yang dekat dengan sya, sisanya adalah yang sya rindu. Bicara tentang uda, uni, ucok, mlayu, sampe lari (apa nyambung?)

Sampai Kalibata, sya menatap taman makam pahlawan kalibatta. Mencoba telepon seorang teman, tapi nggak diangkat-angkat. Padahal mau bilang bahwa di kalibata, jakarta, juga ada rusa. Udahlah. Perjalanan hari ini selesai dan akhirnya sya dapati kelelahan tubuh ini, jasad ini, tapi tidak dengan ruhiy dan fikriy, insya Allah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar