Rabu, 25 November 2009

Ushul Tsalasah (1)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh

Berikut ini, saya salin ulang sebuah kitab aqidah ahlussunnah wa jama'ah. Semoga dapat bermanfaat bagi saudara-saudaraku sekalian. Adapun segala kekurangan seperti kurangnya pemakaian font-font alQuran (arabic), saya minta maaf. Hal ini berhubung keterbatasan waktu dan fasilitas yang ada. Wallahu a'lamu bishshowab.


Kitab : Ushul Tsalatsah (Mengenal Allah, Mengenal Rasul dan Dinul Islam)
Karya : Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
Penerbit : Waqaf As Salam Al Khairi, Riyadh, 1421 H



Bismillahirrohmannirrohiim


Ketahuilah , semoga Allah merahmati anda, sesungguhnya kita wajib mempelajari empat perkara, yaitu :

1. Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam dengan dalil-dalilnya.
2. Beramal berdasarkan ilmu.
3. Menda’wahkan ilmu tersebut dan mengajak orang untuk mengamalkannya.
4. Bersabar terhadap gangguan dalam menuntut ilmu, beramal dan berda’wah.

Dalil pernyataan di atas adalah firman Allah ta’ala :

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal kebajikan, saling nasihat dan menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al Ashr :1-3)

Imam Syafi’i (Nama lengkap beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i Al Hasyimi al Quroisy. Beliau lahir di Ghaza tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H) rahimahullah ta’ala berkata : Sekiranya Allah tidak menurunkan hujjah kepada hamba-Nya kecuali surat ini, niscaya surat ini sudah cukup bagi mereka.(Maksudnya adalah surat ini sudah cukup untuk mendorong orang agar komitmen dengan Islam yaitu dengan beriman, beramal shalih, berdakwah dan bersabar dalam melakukan itu semua. Lihat Syarah Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Al Utsaimin hlm.24)

Imam Bukhori (Nama lengkap beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al Bukhori. Beliau dilahirkan di kota Bukhara pada tahun 194 H rahimahullah ta’ala (dalam kitab shohihnya,-pent) membuat bab tersendiri dengan judul “Wajib Berilmu Sebelum Berucap dan Berbuat.” Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
“Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan memintalah ampun atas dosamu.”(QS. Muhammad : 19)

Beliau memulai dengan berilmu lebih dahulu sebelum berucap dan melakukan perbuatan.

Ketahuilah,-semoga Allah merahmatimu- sesungguhnya setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan wajib mempelajari tiga perkara berikut dan beramal berdasarkan ketiga hal tersebut.

1. Sesungguhnya Allah telah menciptakan dan memberi rezeki kepada kita. Dia tidak membiarkan kita begitu saja, akan tetapi Dia mengutus seorang rasul untuk kita. Barang siapa menaati rasul tersebut maka dia akan masuk surga. Barangsiapa yang menentangnya, maka dia akan masuk neraka. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul kepada kalian (orang-orang Makkah) yang menjadi saksi atas kalian, sebagaimana Kami juga telah mengutus rasul kepada Fir’aun. Fir’aun menentang rasul tersebut, maka Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.”(QS. Muzammil : 15-16)

2. Sesungguhnya Allah tidak ridha dipersekutukan dengan sesuatu selain-Nya ketika seseorang beribadah kepada-Nya, meskipun yang dipersekutukan dengan-Nya tersebut adalah malaikat yang dekat dengan Allah maupun rasul yang diutus-Nya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
“Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah keputusan Allah, maka janganlah kalian menyembah seseorang pun di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin:18)

3. Sesungguhnya orang yang menaati rasul dan mentauhidkan Allah tidak memiliki loyalitas kepada orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya walaupun orang-orang itu adalah kerabatnya yang paling dekat. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Engkau tidak akan mendapatkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya walaupun mereka itu adalah bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara atau keluarga mereka sendiri. Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan memperkuat mereka dengan ruh yang berasal dari-Nya. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang di bawahnya ada sungai-sungai yang mengalir. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha dengan mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Mereka itu adalah golongan Allah itu adalah golongan yang beruntung.”(QS. Al Mujadalah:22)

Ketahuilah,-semoga Allah memberi keteguhan kepadamu untuk melakukan ketaatan- sesungguhnya hanifiyah, agama Nabi Ibrahim, adalah agama yang menyeru manusia agar beribahadah kepada Allah semata. Allah memerintahkan seluruh manusia untuk beribadah kepada-Nya. Bahkan Allah menciptakan mereka untuk tujuan tersebut. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala:
“Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”(QS. Adz Dzariyat: 56)

Makna beribadah kepada-Ku dalam ayat di atas adalah mentauhidkan-Ku. Perintah Allah yang paling agung adalah perintah untuk bertauhid. Bertauhid adalah menyerahkan peribadahan hanya kepada Allah. Larangan Allah yang paling berbahaya adalah larangan melakukan perbuatan syirik. Syirik adalah beribadah kepada selain Allah di samping (beribadah) kepada-Nya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”(QS. An Nisa’: 36)



Tiga Landasan Utama

Kalau engaku ditanya , “Sebutkanlah tiga landasan yang wajib diketahui oleh orang?” jawablah, “Mengenal Rabb, agama, dan Nabi-Nya yaitu Muhammad saw.”


Landasan Pertama

Mengenal Rabb

Kalau engkau ditanya, “Siapakah Rabb kamu?” Jawablah,”Rabbku adalah Allah yang telah menciptakanku dan seluruh ala mini dengan nikmat-nikmat-Nya. Dia adalah sesembahanku. Tidak ada sesembahan yang berhak untuk kusembah selain Dia. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Segala puji bagi Allah Rabb segenap alam.”(QS. Al Fatihah:2)

Kalau engkau ditanya,”Dengan apakah engkau bias mengetahui Rabbmu?” Jawablah,”Dengan tanda-tanda kekuasaan (ayat-ayat)-Nya adalah adanya malam, siang, matahari dan bulan. Di antara makhluk-makhluk-Nya adalah tujuh langit, tujuh bumi, segala yang berada di dalamnya dan segala yang berada di antaranya. Dalilnya adalah firman Allah ta’la:
“Sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah adanya malam,siang,matahari dan bulan. Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan bulan. Bersujudlah kepada Allah yang telah menciptakannya kalau kalian (benar-benar) hanya menyembah keada-Nya.” (QS.Fushilat:37)

Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam tempo enam masa. Dia lantas bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Allah juga menciptakan) matahari, bulan dan bintang. Masing-masing tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah itu hanya hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al A’raf: 54)

Rabb adalah Dzat yang berhak untuk disembah. Dalilnya adalah firman Allah ta’la:
“Wahai manusia, sembahlah rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. Allah telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap bagi kalian. Dia menurunkan hujan dari langit. Dan dengan hujan itu, Allah mengeluarkan buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Janganlah kalian menjadikan tandingan untuk Allah padahal kalian mengtahuinya.”(QS. Al Baqoroh: 21-22)

Ibnu Katsir (Nama lengkap beliau adalah Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Umar Al Quraisyi AD Dimasqi Al Hafizh. Beliau adalah salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau wafat pada tahun 774 H) rahimahullah mengatakan, “Pencipta segala yang ada ini adalah Dzat yang berhak untuk diibadahi.”
Macam-macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah antara lain: Islam, iman, ihsan, do’a(Do’a ada dua macam: do’a permintaan dan do’a ibadah. Doa permintaan adalah doa yang dipanjatkan seseorang agar terpenuhi hajat kebutuhannya. Do’a ibadah adalah doa yang dipanjatkan seseorang untuk mencari pahala di sisi Allah dan agar selamat dari siksa-Nya), khauf(Reaksi yang muncul akibat ras khawatir akan terjadinya sesuatu yang membahayakan), raja’(Keinginan seseorang terhadap sesutau yang mungkin diperoleh dalam waktu dekat atau jauh akan tetapi diposisikan sebagai sesuatu yang bias diperoleh dalam waktu dekat), tawakal(Menyandarkan hati kepada Allah dalam mencari kemanfaatan dan menolak marabahaya dengan tetap mencari sebab-sebabnya yang dibenarkan oleh syariat), raghbah(Berkeinginan untuk memperoleh sesuatu yang disenangi), rahbah(Rasa takut yang mengakibatkan lari dari sesuatu yang ditakuti), khusyuk(Merasa dan hina dengan keagungan Allah), khasyyah(Rasa takut yang dilandasi dengan pengetahuan terhadap keagungan dan kebesaran sesuatu yang ditakuti), inabah(Kembali kepada Allah dengan dilandasi dengan melakukan ketaatan dan tidak berbuat kedurhakaan kepada-Nya), isti’anah(Meminta pertolongan), isti’adzah(Meminta perlindungan sebelum ditimpa musibah), itighosah(meminta perlindungan sesudah ditimpa musibah), menyembelih hewan kurban, nadzar dan amal ibadah lainnya yang diperintahkan Allah ta’la. Semua ibadah itu adalah hak Allah. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah. Oleh karena itu, janganlah kalian menyembah seseorang pun di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin: 18)

Barangsiapa yang menyerahkan ibadah itu walaupun sedikit saja kepada selain Allah maka dia adalah orang musyrik dan kafir. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Barangsiapa yang menyembah sesembahan lain di samping (menyembah) Allah padahal tidak ada keterangan tentang sesembahan itu maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.” (QS. Al Mukminun: 117)

Dalam sebuah hadits dikatakan:
“Do’a adalah inti sari ibadah.”(Hadits ini adalah lemah. Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi. Lihat footnote hadits ini dalam kitab Taisir Wushul ila Nailil Ma’mul bi Syarh Tsalatsatil Ushul buah karya Nu’man bin Abdil Karim Al Watr)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
“Rabb kalian berkata,’Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kukabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri untuk beribadah kepada-Ku akan masuk jahanam dalam keadaan terhina.’”(QS. Ghafir: 60)

Dalil tentang khauf adalah firman Allah ta’ala:
“Janganlah kalian takut kepada mereka, takutlah kepada-Ku kalau kalian (benar-benar) beriman.” (QS. Ali Imran: 175)


Dalil tentang raja’ adalah firman Allah ta’ala:
“Barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Rabbnya, hendaknya bermal shalih dan tidak menyekutukan Allah dengan seorang pun.” (QS. Al Kahfi: 110)

Dalil tentang tawakal adalah firman Allah ta’ala:
“Dan bertawakallah kepada Allah jika kalian (benar-benar) beriman.”(QS.Al Maidah: 23)

Allah berfirman:
“Barangsiapa bertawakal kepada Allah maka dia akan mencukupi (keperluannya).”(QS. Ath Thalaq: 3)

Dalil tentang raghbah, rahbah dan khusyuk adalah firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera untuk melakukan kebaikan dan menyembah Kami dengan dilandasi rasa harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al Anbiya: 90)

Dalil tentang khasyyah adalah firman Allah ta’ala:
“Janganlah kalian takut kepada mereka akan tetapi takutlah kepada-Ku.”(QS. Al Baqarah: 150)

Dalil tentang inabah adalah firman Allah ta’ala:
“Dan kembalilah kepada Rabb kalian dan berserah dirilah kepada-Nya.”(QS. Az Zumar: 54)

Dalil tentang isti’anah adalah firman Allah ta’ala:
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.”(QS. Al Fatihah: 5)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:
“Jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah.”(HR. Ahmad & Tirmidzi)

Dalil tentang isti’adzah adalah firman Allah ta’ala:
“Katakanlah,’Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai shubuh.”(QS. Al Falaq: 1)

Allah berfirman:
“Katakanlah,’Aku berlindung kepada Rabb manusia.’”(QS. An Naas: 1)

Dalil tentang istighatsah adalah firman Allah ta’ala:
“Jika kalian memohon bantuan kepada Rabb kalian niscaya Dia akan menabulkannya.” (QS. Al Anfaal: 9)



Dalil tentang menyembelih kurban adalah firman Allah ta’ala;
“Katakanlah,’Sesungguhnya shalatku, hewan sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Rabb segenap alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya.’”(QS. Al An’am: 162-163)

Dalil dari hadits Nabi adalah:
“Allah melaknat orang yang menyembelih kurban untuk selain Allah.”(HR. Muslim)

Dalil tentang nadzar adalah firman Allah ta’ala:
“Mereka memenuhi nadzar-nadzar mereka dan takut dengan suatu hari yang siksanya merata ke mana-mana.”(QS. Al Insan:7)

sumber ringkasan: myQuran.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar