Kamis, 04 Maret 2010

Pemuda dan Semangatnya

Sang pangeran menderapkan langkah kudanya di tengah hutan. para pengikutnya ikut berhati-hati, waspada agar pertarungan itu mereka menangkan. sorban putihnya masih bertengger di kepala sang pangeran meski tubuhnya berkeringat, mengadu pedang dengan manusia-manusia Belanda.

hampir seratus tahun kemudian, di negara yang sama, gemerisik dedaunan malam itu tidak menghalangi niatan sekelompok laki-laki berpakaian sederhana. ya, mereka sedang membawa dua orang penting ke sebuah tempat untuk mendiskusikan sesuatu. dingin angin yang menusuk tidak diindahkan karena tubuh mereka sudah menggelegak oleh sebuah semangat besar. semangat dan perilaku yang menjadikan mereka pahlawan karena mereka melampaui kemampuan diri mereka. dini hari menjadi titik awal sebuah keputusan usai perdebatan alot. tepat pada 17 Agustus 1945, kemerdekaan indonesia diumumkan.

21 tahun kemudian, kembali kumpulan orang-orang muda bergerak. peluh tidak mereka indahkan meski matahari mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyebar panas. bergerombol, tidak hanya sepuluh, seratus. tapi ribuan pemuda melenggang di jalanan, menyuarakan apa yang membebani rakyat--yang juga orangtua mereka--di Indonesia.

saya teringat sebuah dendangan lagu

Pemuda bangkit tegak bentang cakrawalamu
Tepiskan kemalasan lepas belenggu dungu
Pemuda asah belati fikir dan akalmu
Tunjukkan semangat bagai singa tegar membaja


Dan, bila kita semakin menilik ke luar negeri, nun di semenanjung Arab, melintasi masa, kita akan mendapati 'ali bin Abi Thalib, sang panglima perang termuda.

Sebuah slide film terpampang dalam ingatan kita. di sana, debu-debu mengepul akibat jejakan kaki-kaki kuda perang. denting pedang tak terelakkan, bahkan memuncrat darah dari badan-badan pelaku perang. dan hari itu, adalah suatu masa di antara berbagai masa di mana Salahuddin Al-Ayyubi memimpin perang. Salahuddin Al-Ayyubi membangkitkan gelegak semangat muslim dengan mengisahkan kehebatan sang manusia sempurna, Muhammad saw. Maka, tebasan pedang yang bukan lagi demi dendam mulai terdengar.

Takkan bebas dunia Islammu hanya dengan ragu
Dan termangu menjalin mimpi tanpa gerak maju
Takkan tegak dienul Islammu tanpa kerja nyata
Dan tercencang jeratan angan hampa

Negerimu nan terdengar adzanmu dipelosoknya
Barat ke timur dan selatan hingga utara

Tiada yang berhak memilah negrimu tercinta
Atau mereka musuh yang nyata

Pemuda berlalu tinta emas terukir
Berbilang saksi sejarah akan keagungan
Pemuda al Islam membubung ke langit tinggi
Getarkan bumi kokoh ketuk pintu arasyi


berbagai kisah kepahlawanan pemuda sudah sering kita dengar. bahkan, benar-benar sampai bosan. Seorang teman mengajarkan saya, bahwa semangat akan terus terbangun dengan seringnya kita belajar sejarah. sejarah bukanlah masa lalu, tapi ia adalah sarana pembelajaran.

Kan terpatri catatan suci bak badar berseri
Dan terurai jerat jahili bak khondak abadi
Yakin diri kan tercipta lagi khaibar sejati
Dinaungan asma robul izzati


Hingga saya menulis hal ini, saya masih teringat tentang penulis-penulis besar yang karyanya mengguncang pemikiran pembacanya.

Buku Tafsir itu masih berupa lembaran yang ditulis layaknya buku diary. dinding-dinding kusam nan bau tidak menghalangi sang penulis melanjutkan kegiatan menulisnya. kelak, ia dikenal sebagai Sayyid Quthb yang menulis bukunya di penjara.

Gerak maju musuhmu tak batasi sudut pandangmu
Pada dinding - dinding sempit di sekelilingmu
Hancurkan semua dan bentang luas cakrawala
Mengembang meliputi semesta


Masih di negara Arab, di timur tengah, seorang anak kecil melempari batu-batu di terik matahari. tidak! dia tidak diajarkan untuk menjadi anak nakal. ia hanya diajarkan untuk menegakkan agama Allah, untuk memihak kebenaran. meski pada akhirnya, peluru panas menjadi pengisi dahinya, bersarang di kepala kecilnya.

Harus ada darah tetes ke bumi hai pemuda
Tegakkan al Islam kian meninggi
Harus ada jiwa ridho berkorban a... a... a....
Menggapai hidup mulia atau syahid kematian


==========================================

dari berbagai sumber
*nasyid "Pemuda" oleh izzatul islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar