Selasa, 14 September 2010

Andi Ramanda

Pagi itu, ahad, seorang ketua bersama sekretaris ROHIS menaiki sepeda motor membelah jalan pejaten yang sepi. Tujuan mereka satu: menuju rumah sekretaris. Kehendak-Nya berlaku, keduanya terserempet hingga sang ketua terseret 5 meter dari motor, sementara sekretaris diketahui patah tulang tangan dan kaki. Belakangan, ketua tiada pernah sadar. Satu hal yang diucap sebelum pingsan datang: ALLAH

Ketika beliau koma, teman2 tiada henti mengucap kata2 semangat. Bahkan, mereka melakukan ibadah sunnah&bernasyid perlahan di depan tubuh lemah sang ketua.

"Akh, Ayo lawan. Antum pasti bisa. Antum kan mujahid muda. Ayo, akh. Semangat" bisik salah seorang teman.

"Akh, takbir adalah penyemangat, kata antum. Ayo, kita takbir sama2. Antum pasti bisa." ucap orang lain di luar ruangan.

"Akh,lihat. teman2 minta antum takbir. Akh, bangun. kita takbir sama2. Allahu Akbar"

Seketika, tangan sang ketua terangkat. tubuh yang tiada tersadar tak menghentinya tuk mengagungkan kebesaran-Nya, meski hanya gerak tangan. Alam bawah sadarnya bereaksi. Air mata mengalir tanpa dihentikan oleh koma. Teman2 yg menyaksikan menangis, bahkan seorang siswi mulai meyakini ukhuwah setelah melihat kejadian tsb.Jum'at, 31 Maret 2006, Rabb memanggilnya. Memanggil jiwa yg dikasihi oleh jundi2. Memerintah Izrail mencabut nyawa dari raga seorang pemimpin yg disegani kakak2 angkatan. Ketika meninggal, ia seperti dinikahkan.Inilah kisah karya Penulis Skenario Terbaik, Rabbul Izzati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar