Sabtu, 18 September 2010

Cinta-Zero N


Jangan kau mencinta karena manusia
Suatu saat nanti kau pasti kecewa
Jangan kau mencinta karena manusia
Suatu saat nanti kau bisa terluka

(Manusia Pecinta—Zero Nasheed)


















Petikan lagu yang inspirasikan suatu bahasan populer di kalangan masyarakat manapun. Cinta, satu kata dengan makna yang tak dapat diungkap lagi karena berbagai penafsiran terhadap kata itu. Dari penafsiran terindah hingga pada perendahan makna kata itu. Kini, kata cinta sering terasa lain bila diucap oleh seorang yang memiliki suatu perasaan tak sekedar teman. Bagaimana dengan saudara-saudara kita? Rasa cinta kita pada saudara-saudara kita mampukah menumbuhkan rasa ‘aneh’ ketika mendengar “Aku mencintaimu karena Allah”?
Sayang sekali, kata dengan makna indah itu sering diselewengkan dan semakin dianggap biasa saja kala saudara seiman mengucapnya. Tidak ada rasa ‘aneh’ kala mendengarnya, seolah itu hanya legalitas saja. Padahal, manusia pada dasarnya ingin bentuk perhatian di segala hal. Gerak tubuh, tulisan, juga lisan.

Ya, kita memang tak boleh mencinta manusia karena ia, tapi sebaiknya karena Ia. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa cinta manusia cenderung pada hal konkret. Kehebatan seorang muslim adalah, mengarahkan rasa itu sehingga bernilai di mataNya. Dan kini, izinkan saya melanjutkan bait lagu tadi.

Namun bila cinta karena Allah saja
Kan kekal abadi selamanya
Tak pernah lekang
Tak pernah hilang
Karena Allah yang menjaga cinta kita

 (Manusia Pecinta—Zero Nasheed)

Begitu besarnya cinta Allah, begitu agungnya cinta Rabb pemilik hati, pemilik jiwa, dan pencipta rasa. Kurnia indah yang hanya ditujukan padanya berbuah keindahan pula. Seperti ketika Zulaikha yang sudah bertaubat sabar menanti Yusuf sang tambatan hati, terus berzikir padaNya. Terus menyerahkan hati padaNya, bukan menuruti kemauannya lagi. Hasilnya? Cinta Yusuf pun tumbuh sehingga keduanya hidup bahagia dalam lengkung ridho kasihNya.

Sungguh, saya yakin bahwa tak seorangpun ingin apa yang diperbuatnya, apa yang dilakukannya semua sia-sia. Pengarahan dan penjagaan agar rasa itu terus menuju padaNya dilakukan dan dapat dilakukan bila seorang muslim memahami hakikat cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar