Senin, 11 Oktober 2010

Mengapa Anak Lambat Bicara?

Satuwanita.com Orangtua mana yang tidak resah saat anak yang dicintainya
masih belum bisa bicara hingga usia tertentu. Dan memang kalangan kedokteran
pun menganggap anak yang belum bisa bicara pada umur-umur tertentu, harus
ditangani serius.

Jangan dianggap normal atau biasa saja sampai memang benar-benar terbukti
tidak ada kelainan. Jangan terpengaruh ucapan-ucapan dari teman atau
tetangga, saudara bahkan para profesional yang harus membuat Anda tabah
menunggu sampai akhir.

Juga jangan percaya terhadap mitos-mitos seperti berikut. "Dia kan anak
laki, ya ngomongnya lebih lambat." Atau mitos trias

perkembangan antara bicara-jalan-gigi. "Dia kan sedang belajar jalan dan
tumbuh-gigi duluan, jadi bicaranya belakangan."

Pada usia 1 tahun seharusnya anak sudah bisa mengucapkan 4-6 kata. Di luar
kata mama, papa. Kemudian semakin hari semakin bertambah secara konstan
sehingga pada usia 2 tahun, perbendaharaan kata sekitar 50 kata dan sudah
dapat merangkai 2 kata.

Banyak penyebab anak belum bisa bicara. Namun sebelumnya harus dibedakan
dulu apakah belum atau terlambat bicara karena sebab autisme atau sebab
lainnya. Karena pada autisme umumnya terdapat gangguan pada fungsi reseptif,
kognitif, maupun ekspresifnya.

Sedangkan pada kelainan bukan autisme, umumnya hanya salah satu dari ketiga
hal tersebut. Untuk mengetahui kemungkinan anak autisme atau tidak pada usia
18 bulan, mohon dibaca mengenai CHAT (Checklist for Autism in Toddler).
Sedang untuk gejala-gejala autisme dapat membaca buku gejala-gejala autisme
yang banyak beredar di pasaran.

Yang paling penting, saat ini orangtua harus segera mencari

pertolongan /konsultasi dengan profesional yang memang mengerti mengenai
masalah ini. Karena intervensi dini akan menentukan prognosisnya, yaitu
semakin dini ditangani maka hasilnya akan semakin baik.

Bapak & Ibu harus menyiapkan data atau keterangan yang perlu diberikan
kepada profesional. Yaitu sejak masa sebelum kehamilan, masa hamil, saat
melahirkan, masa bayi dan pertumbuhan serta perkembangan anak.

Data masa sebelum hamil misalnya harus diperhatikan secara seksama. Tentunya
berikut riwayat kelahiran, apakah sering

keguguran, pemakaian obat-obat (penyubur, narkoba, alkohol, jamu, dll),
penyakit kronis, tidak direncanakan hamil.

Data masa kehamilan misalnya usaha menggugurkan, perdarahan, kontraksi,
trauma fisik, trauma psikis, sakit, penyakit, obat-obat (penguat rahim,
narkoba, alkohol, jamu, peluntur, dll).

Data kelahiran misalnya, cukup/kurang/lebih bulan, cara kelahiran

(spontan, operasi, vakum, tang, sungsang, brojol, dll). Proses kelahiran di
mana, ditolong siapa, berat lahir, panjang lahir, lingkar kepala, nilai
Apgar,pertolongan/bantuan yang diberikan kepada anak (obat-obat, inkubator,
mesin pernafasan, dll).

Juga soal kelainan/cacat, riwayat kuning serta penanganannya. Data masa bayi
misalnya, riwayat pertumbuhan dan perkembangan, penyakit-penyakit,
vaksinasi, pernah kejang, pernah terbentur kepalanya, pernah dirawat karena
sesuatu hal.

Hal yang cukup sederhana yang dapat dilakukan sementara ini adalah dengan
melakukan tes pendengaran anak. 
 
sumber: satuwanita.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar