Senin, 18 Oktober 2010

Semangat dalam Bersabar

Sudah lama saya tidak menuangkan pikiran dalam tulisan. Semoga tidak terlalu rindu, ya. Cukup rindu saja pada tulisan saya. Dan semoga, tulisan ini saya torehkan demi menepis rindu yang ada. Tidak narsis, kan? Hehehe.

Kali ini saya ingin menulis tentang semangat dan sabar. Tentu dua kata ini sudah tak asing lagi bukan? Lalu, kenapa harus semangat dalam bersabar? Hmm, untuk menjawabnya, kita coba ilustrasikan lagi ya. ^_^

Suatu hari seorang rekan menanyai saya terkait motivasi.

“Apa motivasimu hari ini, May?” tanyanya. Saya menjawab seperti judul tulisan ini. Ianya tersenyum, kemudian melanjutkan tanyanya, “Makna kalimatmu sepertinya begitu dalam, May. Bisa jabarkan?”

Di sini saya akan coba jabarkan lebih rinci. Tentang semangat dalam bersabar.

Kata pertama pada judul tulisan ini adalah SEMANGAT. Yup, semangat berarti keinginan untuk berbuat, merasakan, dan mengalami sesuatu. Semangat adalah sesuatu yang membakar diri seseorang untuk melakukan sesuatu, kadang begitu. Semangat itu gairah, kalau kata Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Tanpa semangat, maka apa yang kita perbuat terasa monoton, gitu-gitu aja. Hambar, kalau kata tukang sayur *nggak tahu tukang sayur mana yang bilang begitu, hohoho…tapi saya yakin ada tukang sayur yang bicara begitu, kok.

Kemudian kita beralih pada kata kedua, eh ketiga. SABAR. Sabar berarti tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Sabar bisa juga berarti tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu. Saya baru saja mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, lho. Kalau mau protes, ke kamusnya ya, hehehe.

Akhirnya kita akan membahas sudut pandang saya atas motivasi yang tertulis itu. Kenapa harus bersemangat dalam sebuah kesabaran?

Teman, jika kita menghadapi sesuatu, tentu banyak rasa yang menghinggapi diri. Rasa itu tergantung apa yang kita hadapi. Iya, kan? Kadang sesuatu itu menimbulkan rasa bahagia, ceria, senang. Tapi tak jarang pula sesuatu itu timbulkan rasa tidak nyaman, sedih, kecewa, marah, takut, dan rasa negatif lainnya.

Ketika sesuatu itu timbulkan rasa negatif, tentu kita ingat apa yang sering diucap orangtua kita, guru kita, teman baik kita: sabar. Yap, kita sudah pasti mengingat hal itu. Bersabar. Malah saya ingat kalimat seorang teman terkait sabar akan sesuatu yang negatif.

“Toh, marah juga nggak akan ngulang keadaan dan membalikkannya seperti yang kita inginkan, kan, May?”

Iya. Itu salah satu alasan ringan terkait sabar. Kemudian saya akan beralih pada judul tulisan ini: Semangat dalam Bersabar.

Ya, ketika sabar itu sudah didapat, maka yang perlu dilakukan kemudian adalah meningkatkan, atau setidaknya mempertahankan kesabaran yang sudah dimiliki. Dan untuk terus memunculkan sabar itu, kita butuh semangat. Iya, kan? Karena tanpa semangat, maka sabar yang kita lakukan, yang kita rasakan akan hambar, monoton, tak bermakna.

Dengan adanya semangat dalam bersabar, maka kita berupaya untuk lebih baik lagi menghadapi sesuatu yang negatif itu. Berupaya lebih baik lagi dalam performa. Terus belajar, bersemangat dalam kesabaran ketika apa yang kita pelajari tidak langsung berbuah hasil saat itu.

Saya yakin ada pendapat lain terkait semangat dan sabar ini. Saya hanya menuangkan pemikiran saya, kok. Tapi, kita masih bisa mendiskusikan (bukan memperdebatkan) hal ini, kan?

Oke, akhirnya, saya katakan
"Tetap semangat dalam bersabar” ^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar