Senin, 17 Januari 2011

Yakinlah pada Janji Allah, Kawan

Berawal dari sebuah sms dari salah satu teman saya, saya teringat bahasan ini. Lagi-lagi tentang pernikahan. Maf bila bosan, dan silakan untuk tidak membaca tulisan ini. Ehm, tapi tentu teman-teman penasaran kan?

Oke, kita coba dengan pengalaman saya. Akhir-akhir ini, ketika saya keluar rumah, hampir tiap tetangga bertanya, "Kapan nikah?" Tak bed dengan teman-teman lama saya yang peranyaan mereka mungkin lebih beragam seperti,"Udah punya cowok belum? jangan-jangan malah udah nikah." atau "Eh, belum nikah? Udah ada calon? Kapan nikah?" ada pula yang begini "Kenalin dunk cowok lo," atau "ditunggu undangannyaaaaa."

Mungkin teman-teman lebih beragam dari saya. Bagaimana perasaan teman-teman? Hmm, saya sedikit ubah pertanyaan saya: apa jawaban teman-teman?

Yeah, sebagian teman saya merasakan kegelisahan yang sangat ketika di usia matang mereka belum lagi bertemu dengan pendampingnya. Perlukah? manusiawikah? Ada yang bisa menjawab dengan teori dan dalil? Karena jawaban saya di tulisan ini hanya berdasar pemikiran saya.

Gelisah, sebenarnya adalah hal yang manusiawi. Tapi kalau sampai ada kata 'sangat' sebelum kata 'gelisah', itu yang perlu dipertanyakan kemanusiawiannya :D. Ya, sepertinya wajar saja bila kita belum bertemu pendamping hidup. Seperti terbangnya burung ketika sayapnya menguat, atau berjalannya bayi ketika otot kakinya mampu. Itu sunnatullah saya rasa. Sudah ketentuan Allah, dan wajar. Karena saya yakin bahwa Allah sudah menciptakan masa yang tepat, keadaan yang tepat untuk kita menemukan pasangan kita.

"Tapi, May, kok kayaknya ada aja halangan untuk nikah. Misalnya udah ketemu sama A, eh berhenti di tengah jalan. Apa itu artinya aku emang nggak dikasih pasangan?"

Hush! Inget nggak yang suka ditulis di undangan-undangan pernikahan? Ada ayat yang artinya:

"Dan Allah menciptakan kamu pasangan dari jenis-jenismu sendiri agar kamu tenteram terhadapnya," CMIIW yak tentang arti ayat ini ^.^


Jelas, kan, bahwa Allah udah ngasih pasangan yang tepat buat kita.

"Kalau sampai mati nggak nemu juga meski ikhtiar berkali-kali, gimana May?"

Saya ingat Frodo Baggins (APA? Dia lagi, may?). Lelaki baik hati yang sampai akhir hayatnya--ketika berangkat ke Heaven--tidak menikah. Kita tidak tahu kenapa di kisah itu dia tidak menikah. Tapi, kita bisa ambil banyak hal dari takdir Frodo Baggins yang lajang sampai mati itu.

Bisa saja kan Iluvatar-nya Frodo Baggins memberi dia pasangan Elf tercantik di Heaven? Dan karena itu kisah rekaan, yang bisa kita pikirkan hanya 'bisa jadi'. Sedangkan, takdir Allah bukan kisah rekaan, kawan. Jika kita belum bertemu di dunia, SANGAT MUNGKIN kita dipertemukan di akhirat nanti. Iya, kan? Karena Allah sudah menuliskan ayat tersebut di atas. Dan Allah Maha Menepati Janji.

"Tapi, may, tetep aja...perasaan nggak enak banget kalau ditanya begitu terus, diomongin..kasihan orangtua."

Yee, jangan jadikan orangtua sebagai alasan kegelisahan kita, kawan. Karena kita bisa mengisi waktu kesendirian kita sekarang, saat ini, dengan kegiatan yang lebih berguna...dibanding menggelisahkan hal-hal yang menurut saya kurang penting itu.

Dan dari Frodo, kita bisa belajar bagaimana memberdayakan masa hidup kita ^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar