Jumat, 04 November 2011

DETECTIVE CONAN LIVE ACTION 1 (part 6)

Sementara itu, ditempat Ran dan Sonoko disembunyikan :
            Ran berusaha untuk melepaskan tali yang mengikatnya, dia menggerak-gerakkan tubuhnya agar talinya bisa terlepas. Setelah beberapa saat, akhirnya tali itu bisa dilepaskannya. Kemudian dia bergegas membangunkan Sonoko.
"Sonoko.. bangun Sonoko" kata Ran sambil mengguncang-guncangkan tubuh Sonoko.
"Ran..." kata Sonoko yang hampir menangis bisa bertemu dengan Ran.
"Ayo kita lari dari sini" kata Ran
            Mereka berdua bergegas mencari jalan keluar, namun mereka tak bisa menemukannya. Hanya ada 1 jendela yang ada di langit-langit.
"Apa yang terjadi pada kita?" tanya Sonoko
"Jangan khawatir, Shinichi pasti akan menemukan kita" kata Ran
"Kalian berdua selalu bersama-sama, kau dan Shinichi-kun. Kalian berdua selalu bertengkar, tapi.. kau tetap percaya padanya walau dalam situasi seperti ini? Itu sungguh indah" kata Sonoko
"KYAAA" Sonoko tiba-tiba berteriak, ternyata ada bom di dalam tempat itu. Tinggal sekitar 4 jam lagi, dan bom itu akan meledak.
"Itu.. bom kan?" tanya Sonoko. Ran hanya mengangguk
"Apakah kita akan mati disini?" tanya Sonoko lagi. Ran mencoba memegang bom itu
"Ran.. itu bahaya" teriak Sonoko
"Aku tidak tahu bagaimana bom ini akan bekerja, tapi kurasa kita masih punya waktu" kata Ran.
Sonoko terduduk lunglai dilantai "Aku berharap, aku bisa jatuh cinta sekali saja sebelum aku mati"
"Jangan bicara seperti itu. Kau masih bisa jatuh cinta berkali-kali semaumu setelah hari ini. Kau tidak boleh menyerah" kata Ran
"Tapi apa yang bisa kita lakukan?"

Ran melihat-lihat lagi di sekeliling ruangan. Dia menemukan pintu kecil yang sudah ditutupi kayu-kayu. Ran bersiap-siap untuk menendang kayu-kayu tersebut. Dia terus menerus menendangi kayu-kayu itu, hingga kakinya terluka.
"Berhenti Ran. Jika kau terus melakukannya, kakimu akan bertambah sakit" kata Sonoko
            Ran menggeleng-gelengakan kepala "jika kita tidak menggunakan waktu yang tersisa. Untuk apa aku selama ini berlatih karate??"
"Rann" kata Sonoko was-was
"Jika itu adalah Shinichi, dia tidak akan menyerah sampai akhir. Dia tidak akan menyerah" kata Ran sambil terus menendang-nendang pintu, dia hampir menangis
"Ran.. berhenti"

Tapi Ran tak mau berhenti. Setiap kali terjatuh, dia bangkit, dan terus-menerus menendangi pintu, meski kakinya sudah banyak luka. Akhirnya dia bisa mematahkan kayu-kayu di pintu itu, meski lubangnya tidak cukup besar. Namun karena kelelahan Ran terjatuh di lantai, kakinya terluka parah.
"Rannnn" teriak Sonoko
"Kurasa, aku mematahkan tulangku" kata Ran sambil tersenyum
"Kaurasa?? Jangan mengatakan hal itu dengan raut wajah seperti itu" kata sonoko khawatir.
"Sonoko.. segeralah keluar, cepat"

  Sonoko memapah Ran, mendekati lubang yang tadi dibuat Ran. Tapi, betapa terkejutnya Ran. Ternyata yang selama ini dia kira sebuah pintu kecil, adalah jendela yang berada di lantai 2 gudang.
"Kita tidak bisa" kata Ran putus asa
"Mengapa?" tanya Sonoko. Setelah melihat keluar, akhirnya Sonoko juga mengetahui hal itu.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Sonoko
"Dengan kaki yang seperti ini, aku tidak bisa melompat keluar. Sonoko, larilah dan katakan pada Shinichi kalau aku berada disini" kata Ran
"Aku tidak bisa, aku tidak bisa turun Ran. Dan aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian disini Ran" kata Sonoko
"Jika kita berdua tetap disini, kita berdua akan mati" kata Ran
            Sekali lagi Ran mencari-cari sesuatu di sekeliling ruangan. Dia teringat tali yang tadi digunakan untuk mengikatnya dan Sonoko. Kemudian, dengan tali itu, Sonoko menuruni gudang. Sedangkan Ran, memengang tali itu dari dalam.
            Akhirnya Sonoko berhasil turun.
"Ran, aku janji kan membawa Shinichi kesini. Jadi tunggulah aku" teriak Sonoko begitu dia sampai di bawah
            Sonoko segera berlari menuju jalan raya. Sementara tubuh Ran semakin lemah.
"Sekarang, paling tidak Sonoko bisa selamat" kata Ran (Setelah itu dia pingsan).


   Sementara itu, Sonoko yang telah keluar dari gudang tersebut tidak memelankan larinya. Dia ingin segera menemukan Shinichi. Tapi di tikungan jalan, Sonoko mendadak berhenti karena kidnapper tiba-tiba muncul di balik tikungan. Kidnapper memukul perut Sonoko, membuat Sonoko terjatuh dan pingsan.

            Di lain tempat, para polisi menyelidiki terbunuhnya Azuma. Kogoro mendesak Chief Tamagawa untuk segera menemukan tempat Ran disembunyikan.


Shinichi sendiri sedang berada di kapal (kapalnya Sonoko) dan menelpon inspektur Megure.
"Inspektur Megure, aku ingin kau memeriksa suatu hal untukku" kata Shinichi. Dia kembali menyelidiki kapal tersebut
"ini adalah ruangan yang paling aneh" kata Shinichi begitu dia sampai di sebuah ruangan (semacam gudang). Dia memasuki ruangan itu, Shinichi mendekati sebuah kotak besar. Ketika kotak itu dibuka, dia menemukan serpihan kaca di dalamnya.
"Seperti yang aku kira, sekarang trik dibalik penculikan Sonoko sudah terpecahkan. Tidak ada kesalahan, pelakunya adalah orang itu. Tapi, bagaimana dia menculik Ran?" kata Shinichi dalam hati. Kemudian dia mengingat-ingat apa yang dikatakan Kogoro tadi siang, polisi menemukan noda merah yang aneh di dekat pintu.
"Tinta di pegangan pintu?" Lalu Shinichi menirukan cara seseorang yang membuka pintu. Ketika dia melihat telapak tangannya, dia terkejut, ternyata tinta merah di pintu itu berasal dari tangannya.
"Mengapa ini ada di tanganku?" tiba-tiba Shinichi teringat perkataan Ran.
'"Sonoko adalah teman baikku, jika aku ada dalam situasi yang seperti itu (seperti Sonoko), aku yakin Sonoko tidak akan hanya duduk dan menunggu". Shinichi juga teringat saat Ran memegang tangannya di aula.
Shinichi tersentak "Pasti... itulah caranya, itu akan menjelaskan semuanya"
            Tiba-tiba, HP Shinichi berbunyi, ternyata itu dari inspektur Megure. Inspektur Megure telah mendapatkan info mengenai yang tadi ditanyakan Shinichi. Shinichi menyeringai mendengar penjelasan dari Inspektur Megure, pertanda dugaannya selama ini benar. Kini Shinichi tinggal mencari tempat disembunyikannya Ran dan Sonoko, Sebelum tengah malam.

==To be Continue==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar