Rabu, 25 April 2012

Romantisme Masa Lalu?


kau bisa datang? hari ini reuni khusus kita. Ruang Awan di kampus Angkasa ya, pukul 13.00

Sebuah pesan singkat tertera di layar ponsel Airin. Rama, begitu nama pengirim pesan tersebut, mengiriminya pesan mendadak. Terakhir mereka berkomunikasi adalah tiga pekan lalu saat Airin harus mencari sumber ilmu teknik arsitektur yang didalaminya bersama Rama.

Setelah mengecek buku catatan kegiatan,, Airin memastikan kehadirannya via pesan singkat pada rama. Kami reuni. Airin membatin dengan rasa yang bisa dikatakan membuncah. Empat tahun berlalu sejak perpisahan mereka di kampus Angkasa. Sejak menjadi arsitek, Airin begitu sibuk dengan proyek-proyeknya sehingga sulit baginya berkesempatan menyapa setiap temannya. Bahkan akun jejaring sosialku dikelola oleh asisten. Airin menyunggingkan senyumnya ketika melisankan hal tersebut dalam batinnya.

Airin bergegas mengendarai mobil BRABUS putih miliknya, menuju gedung yang ditunjukkan oleh Rama. Macet tak begitu terasa karena ia sudah hapal jalur khusus menuju Angkasa. Jalur istimewa bagi mahasiswa dan alumni kampus tersebut yang tak dapat diakses oleh umum. Waktu 15 menit merupakan jangka waktu yang cukup bagi Airin untuk sampai ke Ruang Awan. Dan kini ia menyandang kopernya setelah memarkirkan mobil.

Airin segera memegang engsel pintu Ruang Awan. Dilihatnya isi ruangan yang masih putih dalam pandangan awalnya.
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Airin mulai melihat berbagai pajangan bergambar Rama, dirinya, dan beberapa orang yang menemaninya mengelola organisasi pemerintahan mahasiswa Universitas Angkasa, beberapa tahun lalu. Ia belum melihat siapapun di ruangan itu, hanya ada dirinya dan pajangan-pajangan foto itu. Dihampirinya satu persatu gambar dirinya, juga mereka. Goresan senyum muda masih dapat ia nikmati kini. Goresan senyum yang mulanya bercucuran peluh, resah, gundah. Rasa yang sering ada ketika ia menjadi pengelola sebuah acara.

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkanku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
"Airin," panggil seseorang di belakangnya. Airin sudah hapal suara bass ini. Rama. Segera ia berbalik dan menghampiri Rama. Ah, aku lupa. dia bukan perempuan yang bisa kupeluk dengan mudah. Airin membatin lagi. segera disekanya arimata yang mengalir.

"Ra..Rama.."

"Nangis lagi. Kebiasaan dari dulu. Tuh, yang lain nunggu," ucap Rama akhirnya seraya menyerahkan tisu. Airin terkejut ketika ia mendapati bahwa mereka tak hanya berdua. Sejak kapan mereka masuk?

"Kau terlalu asyik melihat foto jadi tak tahu kalau kami sudah duduk," lanjut Rama sambil tertawa yang bagi Airin itu meledek.

"Ha...habis..."
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Mungkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
"Kita tak boleh terjebak romantisme masa lalu, kan?" lagi-lagi Rama menasehati Airin, seperti dulu sebiasa ia lakukan.
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janji-Nya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasih-Nya

 *lirik lagu "Untukmu Teman" by Brothers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar