Sabtu, 21 September 2013

Bahasa Vicky yang Ajaib

Akhir-akhir ini heboh soal Bahasa Vicky. Ada juga yang nyebut Vickyisme, atau Vickyisasi. Saya sendiri punya cerita terkait hal ini. Yuk, simak cerita saya ^_^

Berawal dari suatu siang saya dudukduduk di depan rumah bersama Kinan. Seorang tetangga yang merupakan ibu rumah tangga datang dan nyeletuk, "Kasian ya si Saskia, ketipu," katanya. Saya sontak bengong. "Itu, penyanyi," lanjutnya.

"Yah, saya nggak apdet artis-artisan. Hehehe, Budhe apdet ajah," celetuk saya nyengir sambil mangku Kinan.

"Yang di tivi adanya itu."

Oke, saya akhirnya penasaran tentang Saskia. Oh, di internet baru tahu saya bahwa namanya Zaskia, bukan Saskia. Baca baca baca, saya lagi-lagi ber-ooh, dia ketipu tunangannya. Tapi ada berita terkait yang menarik. Saya tertarik judul yang menyebut tentang Vicky dan bahasa intelek. Segera saya buka beritanya, baca, dan...GLODAK!

Entah saya harus bicara apa. Saya akan mencoba menggambarkan kondisi saya saat itu.

"Di usiaku saat ini .. ee .. ya 29 MY AGE ya ..
 mulai ngikik karena Wakijanishnya. *Wakijanish itu Wakijan English--sebutan untuk pengguna kata Inggris dengan tata bahasa Indonesia, yang tujuan awalnya untuk bercanda.


"Tapi aku tetap masih merindukan apresiasi karena .. basically aku seneng .. seneng musik walaupun KONTROVERSI HATI Aku lebih menyudutkan kepada KONSPIRASI KEMAKMURAN yang kita pilih ...
belum berhenti ngikik. Kali ini diiringi alis berkerut, ceritanya mikir.


"Nggak ..kita .. kita belajar .. apa ya HARMONISASI dari hal terkecil sampai terbesar.. Kupikir kita nggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan KUDETA apa yang kita menjadi keinginan yaa.
"Dengan adanya hubungan ini bukan MEMPERTAKUT, bukan MEMPERSURAM STATUSISASI KEMAKMURAN keluarga dia gitu .. tapi menjadi CONFIDENT, tapi .. kita harus bisa MENSIASATI KECERDASAN itu untuk LABIL EKONOMI kita tetap lebih baik ... dan aku sangat bangga."
Kejengkang! Nggak ding, cuma shock aja ada yang se-wakijanish- ini plus ngasal aja ngasih imbuhan -isasi dan memper-. Gemes, jadi penasaran nyari-nyari istilah kebahasaan untuk kasus Vicky ini.

Daaan... sore tadi di ruang kuliah saya dapat jawabannya dari Bu Endang sebagai dosen saya.

"Saya baru nemu orang seajaib dia. Vicky ini seinterferensi-interferensinya orang. Apalagi video dia nyalon, tonton deh. Ajaib banget."

Interferensi. Yup! itu dia istilah kebahasaan yang tepat. Mau tahu apa sih interferensi itu?
Interferensi, menurut Nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih. (sumber)
Lega begitu terjawab my questionisasi (halagh).

Eh iya, ternyata penyimpangan bahasa mirip Vicky itu udah pernah ada lho di zaman orde baru. Misalnya: kuningisasi, turinisasi (kampanye penanaman pohon Turi wkwkwkwkwk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar