Minggu, 23 Maret 2014

Masih Banyak Orang Baik di Jakarta

Ini bukan kampanye mendukung pihak manapun (ups, kampanye mah pasti mendukung suatu pihak ya? heuheu). Tapi ini rentetan kebaikan yang saya saksikan sendiri sepulang kuliah tadi.

Hari semakin sore, angkot merah 06 dengan rute pasar rebo-cililitn itu sudah berhenti, menurunkan penumpangnya yang baru saja terkesima. Perempuan keren berpakaian biru itu berjalan menuju perhentian bus Kopaja 57. Kenapa perempuan itu terkesima?

Beberapa menit sebelumnya, di dalam angkot, saya duduk bersebelahan dengan seorang nenek memangku cucunya yang berusia 3 tahun. Nayla namanya, minta dipanggil Dedek Nay. Lucunya, mengingatkan saya pada Kinan. Ah, Kinan, Mama pulang. Saya membatin karena rindu.

Seperti angkutan umum lainnya, angkot yang saya tumpangi juga didatangi pengamen. Kali ini saya terkejut, sang pengamen yang merupakan remaja tanggung itu memainkan gitar kecilnya dengan lagu: balonku! Nayla asik berkomat-kamit mengikuti lagu itu yang sangat mungkin sering dinyanyikannya. Setelah lagu balonku, sang pengamen membawakan lagu potong bebek angsa. Ah, di tengah banyaknya lagu dewasa sekarang ini, mendengar pengamen nyanyikan lagu anak-anak jadi kenikmatan tersendiri. Terima kasih, pengamen yang baik.

Kembali pada saat menunggu bus Kopaja 57. Tiba-tiba di samping saya, beberapa meter jauhnya, terdengar bunyi yang agak asing. rupanya dua motor saling berserempetan. Ada yang aman saja, tapi lawannya terjatuh dan sedikit terseret motor yang juga tumbang.

Beberapa orang mengerumuni mereka. Saya lihat, ada yang meminggirkan motor yang jatuh--diiringi lawannya--ke tempat aman. Kemudian sebagian lain memapah si terseret. Tak saya lihat adu mulut atau adu otot seperti biasanya kecelakaan motor.

Tidak berapa lama, di samping saya berdiri seorang buta. Beliau diseberangkan oleh bapak-bapak sekitar. Ya, masih ada orang baik di Jakarta.

Di bus, orang buta tersebut mendapat tempat duduk yang diberikan oleh seorang ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar