Rabu, 22 Juni 2016

Skripsi dan Gaya Selingkung

Uwaaah, baru selesai nulis abstrak yang abstrak. hehehe, maaf maaf. tapi memang, rasanya abstrak sekali abstrak buatan saya sampai saya bisa membuat dosen pembimbing berkata "OK" baru deh hilang abstraknya si abstrak.

Rasanya ada beban berat dalam menulis skripsi ini. Oke, setiap orang pasti punya beban berat kalo udah ngomongin skripsi. Ruarr biasa beratnya karena kami para mahasiswa kemarin terhenyak dengan kalimat bahwa buku pedoman penulisan skripsi kampus kami masih perlu direvisi! uwooo, bagaimana ini? Masa iya buku pedoman masih butuh revisi sementara penulisan karya ilmiah yang mengacu pada buku tersebut sedang berjalan?

"Pak, ini bukan gaya selingkung?" tanya saya.

"Bukan. Kita harus mengigat bahwa acuan kita adalah Pusat Bahasa, ya."

Sukses sudah Bapak tersebut membuat kami terkesiap. Lah, ini gimana bilangnya ke Bu Dosen Pembimbing yang satunya? Secara beliau orangnya patuh aturan kampus yang tertulis. Teman-teman kompak untuk cari tahu di laman Pusat Bahasa.

Taaapiiiiiii begitu dibuka....cuma judul aja Pedoman Penulisan laporan Penelitian. Isinya kertas putih!

Pasrah, kami menanti hari untuk bertemu Bu Dosen pembimbing.

"Maesaroh, ini ikuti aturan mana?"

"Buku Pedoman sesuai arahan Ibu,"

"Nggak. Ini begini, disesuaikan, ya."

Lah! Persis ucapan Bapak Dosen ini mah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar