Rabu, 11 November 2009

kisah pagi

pagi ini mama tuangkan ilmu kerumahtanggan
berkisah tentang perjuangan orangtuaku

mama dulu selalu berusaha mengangkat martabat bapak di depan keluarga mama
mama nggak mau bapak jatuh di mata keluarga mama
mama terus berusaha nggak mau minta ke keluarga
dulu, waktu mau ngelahirin kamu, mama nyimpen duit, jadi waktu mbah mau nyiapin uang, mam bilang bapak udah nyiapin, dan cukup
alhamdulillah

akhirnya mam, bapak, dan aku dijadikan keluarga kebanggaan mbah
ehe, jadi inget, kata mama, mbah tuh paling nggak mau anaknya pulang ke rumah tanpa suami. mbah nggak akan negur sapa kalau salah satu budheku pulang ke rumah tanpa izin suami. eleuh, meuni ngikut sunnah beud.

kata mama lagi, bapak ternyata sering bilang, uang bulan ini nggak cukup kayaknya. tapi mama terus menyemangati bapak dengan bilang, cukup kok.

hiks, bener, suami yang hebat di belakangnya pasti ada istri yang juga hebat menyemangati. ga mau kalah!!

kata mama, aku juga harus bisa menghargai dan menghormati suami. rumahtangga itu kuncinya di istri. misalnya materi, duit segede apapun kalo istrinya manja, cengeng, nggak aakan bisa cukup tuh memenuhi kebutuhan.
iya, ma, kataku. pagi-pagi dapet wejangan.

nggak berapa lama setelah mama berangkat kerja, sepupu ngajak diskusi tentang perkembangan anak tetangga, juga anak pada umumnya. ealah, pelajaran jadi ibu masa depan neh.

Komentar sepupu adlah tentang anak tetangga yang dalam usia sekecil itu, 3 tahun, sudah sangat melawan, bahkan pada orangtua. hmm, coba analisis. selain keturunan sifat orangtua, ternyata lingkunganku juga mempengaruhi.

anak kecil itu, dia berpotensi, sangat cerdas, hanya kurang pengarahan saja. yap, ketika ia berbuat salah, orang-orangtua di sekitarnya malah menertawakan. hmm, aku membuktikan teori yang menyatakan bahwa ketika anak kecil berbuat salah dan orang sekitar menertawakan, si kecil akan menganggap itu adalah hal menyenangkan hati orang-orang sekitarnya. berarti itu adalah kebaikan. pemikiran polos anak kecil yang sering membawa mereka pada kesalahpahaman jika tak diarahkan.

belum lagi cerita sepupu tentang anaknya, keponakanku yang berusia 5 tahun. mengenai prestasinya dan kesimpulan bahwa seorang ibu harus mendukung anaknya. kata beliau, sang ibu harus selalu di samping sang anak. hmm, apa iya? kucoba ralat, bahwa yang penting adalah kedekatan hati antara sang ibu dengan anak sehingga pengarahan dan dukungan lebih mudah didapat tanpa sang ibu harus di samping anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar