Sabtu, 06 Maret 2010

Kisah Kacamata

Sudah hampir setahun saya menggunakan (lagi) kacamata. saat itu saya memilih kacamata dengan bingkai yang setengah, sehingga menurut saya rentan lepas kacanya. ahaha, pikiran orang yang awam dengan dunia kacamata.

pertama kali saya menggunakan kacamata adalah saat saya masih duduk di bangku SD. saat itu saya kelas 3. mama mengajak saya memilih kacamata di sebuah optik yang lumayan terkenal. waa...saya merasa heran. tentu saja, anak sekecil itu baru pertama kali ke 'tukang jual kacamata'. akhirnya setelah banyak memilih, saya masih memilih sesuai harga dan minat saya (saat itu saya masih belum mengerti tentang karat dan apapun itu). kacamata gagang besi yang tidak terlapisi. gagang berujung merah dan bertali pink dengan ujung kepala gajah. tentu saja, saya memilih bukan karena warnanya. sejak kecil saya menyukai warna biru, hitam, hijau, serta coklat.

masa berganti, kacamata itupun tidak terasa nyaman lagi. mama berinisiatif untuk menggantinya. sungguh, dalam hal kacamata, mama saya sangat aktif! atau disebut proaktif.

kegiatan berkacamata itu terhenti saat SMP. saya risih, tapi akhirnya menjadi penghambat. bahkan saya mencatat pelajaran Ekonomi di SMP dengan kalimat khayalan saya. tergelak bila saya ingat itu. sering teman-teman menanyakan kenapa saya tidak memakai kacamata? yah, gadis SMP yang tomboi seperti saya ternyata masih memikirkan penampilan. mungkin karena pubertas? saya jawab: malas.

SMA saya sedang gandrung dengan detektif conan. maka saya kembali berkacamata dengan mencari model kacamata seperti kacamata conan edogawa. mama sempat geleng-geleng heran, kenapa anaknya memilih kacamata hitam tebal seperti tokoh komik.

lagi-lagi, berhenti sejak saya memasuki jenjang kuliah pada 2005.

kini, sekitar setahun lalu, saya memutuskan kembali berkacamata. saya mulai memilih yang ramah pada kulit saya. pilihan jatuh pada warna hitam. plastik, dan kacanya juga kaca plastik.

dan sore ini adalah ke sekian kalinya saya membetulkan kaca pada tempatnya. beberapa waktu lalu saya juga melakukan hal sama. haruskah saya gani kacamata? entah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar