Minggu, 12 September 2010

[catatan perjalanan] Jalan-jalan Jogja-Magelang (Part 2)

Kami duduk di kursi empuk yang tersedia dalam gerbong kereta. Memang nggak seempuk kursi di gerbong eksekutif. Tapi setidaknya, kami tidak duduk di depan dapur seperti tahun lalu saat ke Surabaya, haha.

"Mau makan dulu?" tanya saya. Rekan saya menggeleng. Kami seolah ingin memberi ruang pada tubuh kami untuk bernafas. Ya, kami sangat berdebar sejak mengejar kereta yang tadi tertinggal. Juga ketika menanti kereta susulan ini. Siapa yang nggak deg-degan ketika tahu dirinya tertinggal kereta yang sangat diidamkan? (heleh, lebay)

Akhirnya kami beristirahat dengan melempar pandangan ke jendela. Menebar tatapan ke sekitar tempat duduk. Menata tas, jaket, dan posisi duduk. Kemudian, plastik perbekalan kami buka. ITADAKIMASU! Dan bekal kami makan segera. Diisi perbincangan. Perbincangan khas perempuan yang sedang dalam perjalanan: Merencanakan Agenda. Waduh, itu perbincangan khas perempuan bukan ya? :D

Usai kami makan, petugas kereta asik mondar-mandir sambil berkata dalam nada, "makan, makan. minum. makan. sahur,"

Lho. Kok sahur? Setelah berdiskusi, kami memanggil bapak petugas itu.

"Pak, maksudnya sahur?"

"Iya, mbak. Ini untuk makan sahur."

"Ooo."

Kami menelusuri kertas A4 berlaminating itu. daftar menu makanan dan minuman yang disediakan kereta. Tidak gratis tentu, karena daftar harga juga kami lihat. Kisaran 15ribu untuk satu porsi makanan.

"Hmm, pak, sop buntut ada?"

"Kosong mbak."

"Kalau ini?" tanya teman saya sambil menunjuk sebuah nama makanan. saya juga lupa apa.

"Kosong Mbak,"

"Kalau ini?"

"Kosong, Mbak."

"oke, oke. Gini aja, pak. Yang ada apa?"

Wew! Dari 13 menu, hanya 3 yang tersedia!
-______________________-!!

"Ya udah, pak. Rames aja deh, dua," ujar saya lemah. Setelah kepergian petugas berompi abu-abu itu, kami terkikik. Ingat akan sebuah iklan provider seluler.

Kereta terus melaju dan sering berhenti agak lama di beberapa stasiun besar.  Hingga kami tertidur, bangun, tidur, dan bangun lagi beberapa kali. Ya, siapa yang bisa nyaman tidur di kereta?

Waktu sahur pun tiba. Hari juga sudah berganti. Petugas membawakan pesanan kami semalam. Nasi rames Saya kira akan kecil porsi makanannya, mengingat harganya yang hanya 15ribu di dalam kereta pula.

Tapi lihatlah. Porsi itu ternyata banyak. Porsi yang mampu membuat kami berdua kenyang. Alhamdulillah. nasi rames dengan campuran lauk serta acar kuning sebagai sayurnya. Kami selesaikan sahur kami, kemudian melanjutkan diskusi. (Entah kenapa kami suka sekali berdiskusi)

Sudah jelang pukul 05.30 ketika kami kebingungan akan turun di mana. Sesuai tiket memang di stasiun Yogya. Tapi kami tak tahu stasiun Yogya itu seperti apa! Agak panik memang. Seringkali kami bertanya pada penumpang lain di sekitar kami. Alhamdulillah, mereka mau menolong kami dengan kesediaan menunjukkan bila nanti sudah sampai di stasiun Yogya.

Dan masa itu datang. pukul 6.20 WIB. Kereta berhenti di stasiun Tugu. Widiiiii, mirip stasiun internasional. Subhanallah. Keren. Apa karena selama ini saya ke stasiun-stasiun semrawut terus ya? sehingga hanya Gambir dan stasiun ini yang membuat saya terpukau.

Oke, kami segera beristirahat di rumah teman. Agenda pertama: tidur. Itu pasti, hehe. Dan agenda berikutnya menanti sore hari.

*bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar