Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Bait lagu grup band tenar itu terdengar dari bibir gadis kecil di sebuah ruangan. Ya, kali ini saya ingin berkisah tentang Vira, gadis kecil itu. Mungkin teman-teman bertanya, apa istimewanya seorang Vira?
Bagi saya, semua orang istimewa, termasuk Vira. Saat itu saya mendapati keistimewaannya, justru ketika orang memandang kekurangannya. Mari kita berkisah, teman.
Vira, mendendangkan lagu itu dengan gitar akustik standar yang dipegangnya. Ya, ia hanya memegangnya dan memetik tidak jelas gitar akustik itu. Kursi kecil khas playgroup menjadi tempat duduknya. Saya yang sedang belajar di tempat itu, ikut mendengar Vira berdendang. Ya, ia mengikuti lagu yang diputar di laptop milik ibunya. Vira yang duduk di kelas 2 SD berusaha memperdengarkan pada kami lagu yang didengarnya. Lagi-lagi, apa yang istimewa?
Kalau seksama kita dengarkan, hanya nada dan gumaman tidak jelas yang Vira suarakan, bukan kata-kata fasih. Ya, teman. Vira adalah salah satu dari sekian anak berkebutuhan khusus. Ia belum jelas berbicara. Vira yang saya lihat sekarang ternyata memiliki banyak perkembangan pesat selama beberapa tahun belakangan. Dahulu, semua sensori (syaraf-syaraf) perasa Vira benar-benar mati. Dan, ketika saya mendengar kisahnya dari sang ibu, maka saya tertegun, takjub. Kun Fayakun. Subhanallah.
Upaya sang ibu sangat luar biasa. Dari membalurkan kacang polong di sekujur tubuh Vira tiap satu jam sekali, menyikat lembut gigi dan seisi mulut Vira, hingga mengupayakan Vira untuk berjalan. Semua kata beliau, atas kerjasama beliau dengan terapis dan pembimbing Vira.
Vira lewat lagunya seolah menyuarakan semangatnya. Menularkan semangatnya. Saya sendiri merasakan itu ketika ia menjabat tangan saya dan bersalaman layaknya murid dan guru saat ia datang ke tempat saya belajar. Saya lumayan merasakan ada emosi yang ikut dalam suara bernadanya, pesan yang disampaikan hatinya untuk yang mendengarkan. Atau mungkin untuk seluruh makhluk dunia.
Kini, saya makin ingin mendengar lagi suaranya mendendangkan lirik berikut:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa
Hmm. Vira yang cantik, manis, penuh semangat dan ceria dalam menjalani berbagai aktivitasnya. Saya benar-benar belajar darinya: Vira.
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Bait lagu grup band tenar itu terdengar dari bibir gadis kecil di sebuah ruangan. Ya, kali ini saya ingin berkisah tentang Vira, gadis kecil itu. Mungkin teman-teman bertanya, apa istimewanya seorang Vira?
Bagi saya, semua orang istimewa, termasuk Vira. Saat itu saya mendapati keistimewaannya, justru ketika orang memandang kekurangannya. Mari kita berkisah, teman.
Vira, mendendangkan lagu itu dengan gitar akustik standar yang dipegangnya. Ya, ia hanya memegangnya dan memetik tidak jelas gitar akustik itu. Kursi kecil khas playgroup menjadi tempat duduknya. Saya yang sedang belajar di tempat itu, ikut mendengar Vira berdendang. Ya, ia mengikuti lagu yang diputar di laptop milik ibunya. Vira yang duduk di kelas 2 SD berusaha memperdengarkan pada kami lagu yang didengarnya. Lagi-lagi, apa yang istimewa?
Kalau seksama kita dengarkan, hanya nada dan gumaman tidak jelas yang Vira suarakan, bukan kata-kata fasih. Ya, teman. Vira adalah salah satu dari sekian anak berkebutuhan khusus. Ia belum jelas berbicara. Vira yang saya lihat sekarang ternyata memiliki banyak perkembangan pesat selama beberapa tahun belakangan. Dahulu, semua sensori (syaraf-syaraf) perasa Vira benar-benar mati. Dan, ketika saya mendengar kisahnya dari sang ibu, maka saya tertegun, takjub. Kun Fayakun. Subhanallah.
Upaya sang ibu sangat luar biasa. Dari membalurkan kacang polong di sekujur tubuh Vira tiap satu jam sekali, menyikat lembut gigi dan seisi mulut Vira, hingga mengupayakan Vira untuk berjalan. Semua kata beliau, atas kerjasama beliau dengan terapis dan pembimbing Vira.
Vira lewat lagunya seolah menyuarakan semangatnya. Menularkan semangatnya. Saya sendiri merasakan itu ketika ia menjabat tangan saya dan bersalaman layaknya murid dan guru saat ia datang ke tempat saya belajar. Saya lumayan merasakan ada emosi yang ikut dalam suara bernadanya, pesan yang disampaikan hatinya untuk yang mendengarkan. Atau mungkin untuk seluruh makhluk dunia.
Kini, saya makin ingin mendengar lagi suaranya mendendangkan lirik berikut:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa
Hmm. Vira yang cantik, manis, penuh semangat dan ceria dalam menjalani berbagai aktivitasnya. Saya benar-benar belajar darinya: Vira.
jadi merinding bacanya.. :)
BalasHapussiip banget
ide kecil jadi besar^^
merinding knpa cik?
BalasHapus