Jumat, 22 Oktober 2010

Tentang Musuh dan Lawan

Kawan dan lawan itu berbeda, tentu teman-teman sudah memahaminya betul. Tapi lawan berbeda dengan musuh, sebagian teman masih bertanya perbedaannya. Hayuk kita bahas sekarang, mumpung di kepala saya sedang terisi ide terkait kedua kata tersebut.

Lawan, berarti saingan. Lawan adalah rival, ‘kawan’ untuk kita meningkatkan kemampuan diri. Lawan sangat kita butuhkan untuk menaikkan kualitas kehidupan kita. Misalnya saja dalam sebuah kelas, kita butuh lawan yang berperingkat 2 agar kita bisa mendapat peringkat 1. Atau dalam sebuah pertandingan voli, kita membutuhkan lawan agar kita bisa mendapat predikat pemenang (atau mirisnya: looser).

Beda halnya dengan musuh. Musuh adalah seseorang atau sesuatu yang harus kita hindari, kita jauhi karena pengaruhnya yang buruk dalam kehidupan kita. Perlu contoh? Oke, kita langsung ke musuh yang saya ingat ya: iblis. Dalam kehidupan kita, tentu makhluk ini harus dijauhi demi kebaikan kita. Iya, kan?

Lantas, bagaimana kita membedakan antara lawan dan musuh dalam kehidupan kita? Mudah saja. Keberadaannya mengajak kita berkompetisi atau malah menjerumuskan?

Tapi May, kan yang bersikap baik ke kita nggak selalunya musuh. Bisa jadi itu teman kita.

Oke, bisa jadi itu teman kita. Tapi lihat kembali, apakah dia membawa kita semakin baik, atau hanya menyanjung kita, mengatakan keburukan kita sebagai kebaikan?

Kembali saya katakan, nurani kita penilai paling ulung. Ia akan tahu apakah sesuatu atau seseorang itu baik unuk kita atau tidak. Dan cara termudah mendengarkan nurani adalah mencemerlangkan nurani itu sendiri: Mendekat pada Sang Maha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar