Sabtu, 15 Oktober 2011

Belahan Jiwa-seismic

Tadi di bangku kuliah, dosen agama Islam ngasih tugas kelompok membuat makalah. Dan teman-teman sekelompok dengan semangat berkata, "Kita ambil tema pernikahan yuk!!" :wataw:. Dikiranya gampang apa, ya, bahas tema satu itu? Andai mereka tahu, betapa sulitnya menjalani. Apalagi menjelaskan?

Antara senang dan sedih saya mengiyakan saja. Pasrah deh sama kemauan 75% anggota kelompok. Di tengah perjalanan pulang, mendadak sebaris lagu tentang nikah bermain di ingatan. Lagu yang sering saya dengar dlu saat masih SMA. Kemudian sampai rumah saya cari lirik lengkapnya dengan keyword sekilas kata yang saya ingat itu. Dan akhirnya berikut lirik lengkap lagu tersebut, sebuah harapan seseorang terhadap pasangan sahnya.


Belahan jiwa
Engkau mentari pelita hati ini
Tersenyumlah bahagiakanku
Dengan tulusmu dengan cintamu
Belahan jiwa ingatkanlahku
Jika terlupa dalam menuju
Tersenyumlah bahagiakanku
Dengan beningmu dengan kasihmu
Engkau kurindu sepanjang waktu
Teguhlah memandu aku
Kudoakan engkau selalu
Di kala malam tengah menjelang

Menjadilah setegar karang
Sesejuk pagi seindah rembulan
Sejernih hati sebening embun
Sepeka nurani seperkasa mentari pagi
Tuhan teduhilah belahan jiwaku
Berikan cahya-Mu dekap teguh dijalan-Mu
Tuhan teduhilah kami di jalan-Mu
Berikan cahya-Mu dekap teguh dijalan-Mu

Dan ketika saya kirim sebaris kata ingatan saya, yang tak persis sama dengan aslinya, pada suami. Apa balasan sms beliau?

"ntar sore ke dokter, ya,"
"kenapa?"
"lha itu, tumben *shock*"
"-___-!!"

3 komentar:

  1. semua orang ingin menikah may, hasrat itu jangan dihalangi :)

    BalasHapus
  2. bukan menghalangi, ini cuma curhatan terkait makalah kok

    BalasHapus