Sabtu, 08 Oktober 2011

[tulisan ringan] Mau Meningkatkan Kualitas Hidup? Menikahlah

Pagiiiii, assalamu'alaikum, ohayou ^.^
judul di atas may dapet waktu may lagi main di sumur tadi pagi. Hehehe, biasa, nyegat keponakan supaya nggak main air. secara dia pilek gitu.. T_T

Kenapa bisa pernikahan bikin kualitas hidup meningkat? apa bisa? gimana caranya? dan.. kenapa juga judul itu muncul di kepala may? hehehe, yang terakhir jangan dicari jawabannya deh. kita coba ulas dengan pemikiran may yuk, tapi teteup, belum final, karena masih menerima masukan dari teman-teman di komentar sebagai lahan diskusi kita.

apa bisa pernikahan meningkatkan kualitas hidup?
yup. may sudah buktikan sendiri kok. Sepengalaman may yang masa jomblonya diisi dengan ketidakberdayaan (halagh) pas nikah mulai berusaha bangkit dari ketidakberdayaan itu. Masa? Contohnya?

may orang yang benar-benar nggak bisa masak (pagi ini aja udah bikin ayam ungkep remuk nggak berbentuk), jauh-jauh deh dengan yang namanya dapur. Tapi setelah nikah, mas kalau cuti minta dimasakin sesuatu (meski baru sekali, hehe) dan may nyari-nyari resep masakan yang mas minta. Hasilnya? nggak buruk ternyata (meski nggak asin :wataw: ). Sejak itu, may nyoba masak-masak yang sederhana, bantu-bantu mama di dapur, meski sering bikin insiden: pisau patah, ulekan patah, mangkok ketimpa ulekan. Sekarang may udah siap ditantang masak apapun untuk mas meski harus nyari resepnya dulu, hehehe. Tuh, kan, meningkat kualitasnya *bangga beud deh begitu duank



may bukan orang yang berani dagang. Dan menjelang nikah, may mulai dagang e-ticket pesawat. DIlanjut setelah nikah, dagang buku. Padahal, may dulu orang yang masih bergantung sama gaji di tempat ngajar. setelah resign, masa iya mau diem aja? gimana cara cari uang? maka berdaganglah yang jadi pilihan, mengingat mas juga orang yang lebih suka berdagang (meski belum ada kesempatan). satu contoh lagi, kan? *masa sih ini contoh?

sebelum nikah, may adalah orang yang suka begadang. males tidur, males minum, males makan. Tapi setelah nikah, karena dicerewetin mas terus, dan udah nyadar bahwa badan may nggak akan sehat kalau terus begadang, maka pola tidur may teratur kayak waktu SD lagi :D (eh? apa waktu SMP ya? lupa)

bagaimana bisa menikah meningkatkan kualitas hidup?
coba aja tinggal serumah sama suami/istri masing-masing *JEGERR!! mau tinggal sama siapa lagi maaaayyy!!??*. yakin deh, pengennya bangun pagi biar bisa nyiapin keperluan suami untuk berangkat kerja. atau yang suami, bangun pagi biar bisa jadi imam sholat subuh di rumah sama istri *ehm*. atau bisa jadi pengen waktu bangun lihat yang bening-bening di rumahnya *air kalee*. Berat? Nggak, semua dilakukan biasanya penuh semangat. Otomatis jadi lebih sehat badannya, olahraga bareng, ke pasar bareng.

---------BLANK---------

mendadak ide may untuk nulis hilang, malah yang muncul tentang kuantitas hidup aka penghematan setelah nikah. daripada out of topic, mending disudahi dulu ya tulisan ini. Oh iya, may nggak terlalu serius kok membahasnya, yang nggak sepakat monggo, yang sepakat, silakan. yang ada pandangan lain, yuk didrop di sini, may kan juga pengen belajar ^.^

2 komentar:

  1. setuju...
    itu kenapa saya pengen nikah juga.. wekekekek....:))

    BalasHapus
  2. hehe, semoga segera dipertemukan kakaaaak

    BalasHapus