Rabu, 15 Januari 2014

Kinan, Payung, dan Titah

Senin, 13 Januari 2014. Hujan nyaris tak berhenti mengguyur Jakarta dengan berbagai gayanya. Kinan juga, nggak berhenti ngerjain mamanya dengan berbagai ulah. Dari tidur yang mundur 2 jam (biasanya jam 9 tidur, ini baru jam sebelas siang tidur paginya), ngajak mondar mandir pakai payung, sampai titah naik-turun teras rumah.

Yap, pukul sebelas siang Kinan mulai merem setelah berbagai gaya tidur dipakai. Biasanya jam segitu Kinan udah bangun tidur, eh sekarang baru merem. Mamanya cuma mikir, nih anak mau makan siang jam berapa? secara jam 12an biasanya udah selesai nyam-nyam.

Cuaca yang lumayan mendukung akhirnya jadi sebaqb Kinan pules sampai jam setengah satu. Begitu bangun, Kinan minta gendong dan menunjuk-nunjuk pintu, minta keluar.

"Hujan, Nan," kata Mama. Kinan seolah nggak mau peduli. Mata dan badannya condong-condong ke pintu samping, tangannya nunjuk benda hijau-kuning di dekat pintu samping: payung. oke, berhubung ada sedikit urusan ke tetangga, sudah gitu gerimis aja, bawa deh Kinan jalan pakai payung ajaib itu. Ajaib, karena tiap ruas besinya itu bengkoknya nggak sama alias nggak sempurna sebagai payung (bilang rusak aja susah :D)

Daaan.... tralala trilili, senangnya rasa hati (Kinan) begitu tahu mamanya ngajak jalan. Merasa dipenuhi keinginannya, Kinan nunjukin jalan yang dia mau lalui. Ealaaah, kalau Mama berhenti langsung berusaha biar merosot nih anak. Udah ngerti ngancem apa ya? ckckck, bayi zaman sekarang (mamnya cuma bisa geleng-geleng sambil pelan-pelan njelasin kalau....)

"Kinan, orang-orang pakai payung itu kalau mau pergi ada tujuan, nggak kayak kita gini, Nak," kata Mama. Ya iyalah, cuma Kinan yang ngajak gerimisan (ataupun nggak) pakai payung, digendong, mondar-mandir sepanjang gang! -_______-!!!

Kegilaan itu berakhir ketika Tante (salah satu tetangga) ngajak Kinan masuk rumahnya. Fiuuhhh, alhamdulillah mau dibujuk sama Tante nih anak. Payung ajaib diletakkan di terasnya Tante, dan Kinan turun dari gendongan.

Sore setelah makan, Kinan minta titah Budhenya. Budhe disini dalam artian tetangga. Mamanya lagi-lagi geleng-geleng ngelihat ulah si unyu Kinan. Bukan apa-apa, Kinan nggak kayak teman seumurannya yang minta titah luruuuus aja sepanjang jalan gang. Dia maunya naik-turun teras-jalan. Jadilah jalur zig-zag dilalui Kinan. istilah jenis di jahitan itu, sulam. *selamat membayangkan bentuk jahitan sulam itu gimana, mirip bordir gitu deeeh

Mama ambil alih Kinan dari Budhe yang diajak titah-titah sama Kinan. Nggak tega, eung. Kayaknya capek nurutin Kinan dengan gaya titahnya. Eh, bener banget. Begitu nyoba, pinggang puegeelllllll....capek pake banged. Hebat tuh Budhe, pulang kerja langsung nitah Kinan.

'Kinaaaan," panggil Mbak Nurul, tetangga yang masih kelas 6 SD. dia turun dari motor jemputannya. Begitu Posisi Kinan yang di depan motor itu bikin Kinan noleh, sebelum akhirnya akan melanjutkan titahannya bersama Mama. Ngelihat motor mau lewat, Mama tahanlah si Kinan.

"Tunggu, Nan, ada motor,"

"Eeeieieieiei...eeeeng" Kinan ngotot mau jalan.

"Nan, tunggu, itu motor,"

"Eeenw...eieieiei..."

"Udah nggak apa-apa, lewat dulu aja Dedek Kinannya," kata Budhe di motor. Mama cuma nyengir dan bilang terima kasih sama Budhe, sambil titah-titah Kinan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar