Senin, 05 Mei 2014

Suntik Gunung Api dan Lurusnya Akidah

Senggang kala itu, layaknya ibu-ibu lain, saya ikut acara 'rumpi' dengan tetangga. Mau bagaimana lagi, teras rumah saya jadi tempat favorit nongkrong para ibu karena letaknya yang strategis hehehe. Bahasan saat itu tentang Gunung Berapi yang susul menyusul berstatus waspada, siaga, pokoknya mau meletus. Kemudian ada yang nyeletuk, "Gunung api kan bisa disuntik biar nggak meletus."

Mendengar itu, segeralah pikiran saya membayangkan alat suntik segede gaban. Eh, tapi sebenarnya alat suntik macam apa yang bisa meredam letusan gunung berapi?

"Nah, kan, Mbak mulai mikirin. Nggak usah, nggak penting mikirin itu. Yang penting dipikirin itu bahan makanan, harga-harga kebutuhan rumah tangga," begitu kalau ndak salah inti larangan senior-senior itu pada saya. Segera dengan ponsel pintar saya googling suntikan gunung berapi. Dan hasilnya? Belum selesai mencari lebih jauh, para senior keukeuh mencegah saya.

"Orang pinter, tau, yang bisa nyuntik. bukan suntikan kayak buat orang sakit," kata beliau lagi.

Ehm, orang pinter. saya garisbawahi frasa itu. julukan untuk paranormal dan sejenisnya, berbau klenik. Artinya? Jelas bagi saya, itu kepercayaan yang mengikis iman sedikit demi sedikit.

Ah masa iya dahsyat banget cuma percaya sama tukang suntik?

Ciyus, enelan, Allah kan cuma nyuruh kita percaya sama yang ghaib, cuma sekadar tahu dan bukan minta orang pintar melakukan sesuatu yang melangkahi kehendakNya :)

“(Dia adalah Tuhan) yang Mengetahui yang ghoib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu kecuali kepada rosul yang diridhoi-Nya.” (QS. Al-Jin : 26 – 27).

lebih lengkapnya baca link ini yaaa http://ibnuabbaskendari.wordpress.com/2010/11/27/pergi-ke-orang-pintar-bukan-sebuah-solusi/

oh iya, setelah googling ulang tentang suntikan gunung berapi, akhirnya dapet tulisan yang menjelaskan bahwa suntikan itu cuma sebutan.

Cerita ini sudah lama beredar, sejak sebelum Perang Dunia ke II, mungkin persepsi ini timbul waktu Pemerintah Hindia Belanda dulu pernah melakukan tunnelling di G. Kelud untuk mengurangi volume air yang berada di dalam kawah. Kelanjutan usaha ini juga dilakukan pemerintahan RI di tahun 50/60-an, mengantisipasi letusan G. Kelud di akhir tahun 60-a (ini juga kalau saya tidak salah). Tetapi usaha ini sebagaimana di ketahui hanya terjadi untuk Kelud saja, sedangkan masyarakat awam mengira bahwa setiap gunung api dapat disuntik untuk mencegah meletusnya. Namun saya kira persepsi yang salah ini timbul karean pada zaman Belanda petugas/pengawas gunung api itu disebutnya mantri gunung-api, dan setiap ada gunung-apai yang akan meletus itu dikirim mantri gunungapi naik ke kawahnya. Masyarakat awam mengira bahwa seorang mantri gunung api itu tugasnya menyuntik gunung api, sama seperti mantri keseehatan melakukan penyuntikan orang sakit.( https://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg07139.html )
 Nah, akhirnya kejawab deh, suntikan itu gimana, kepercayaannya gimana, dan sikap saya harus gimana. Ah, alhamdulillah, ternyata pelajaran filsafat yang dipelajari di kampus berguna untuk lebih hati-hati, sehingga tidak terkikis iman saya..aamiiin...

by the way, gegara filsafat itu, saya sempat terpikir....motor Vixion itu bisa buat bawa belanjaan tukang sayur dari pasar induk Kramat jati nggak ya? *jiaaaaaaaaaaaaaaaa

2 komentar: