Sudah bulan ke-5 saya belajar di sekolah ini. Banyak, terlalu banyak malah, hal yang saya pelajari. Yep, the kids, they teach me. Disiplin adalah salah satunya.
Salah satu pesan Ibu Kepala Sekolah TK pada saya adalah, anak-anak seusia TK ini diajarkan dengan cara diajak dan diberi contoh. Misalnya, ada sampah plastik bekas--sebut saja Herryl--di kelas dan ia belum biasa membuangnya. Maka, yang harus kami lakukan adalah menggandeng Herryl menghampiri sampah tersebut dan mengajaknya membuang sampah di tempat sampah yang tersedia.
"Ayo, Nak, kita buang sampah di tempatnya, ya." Ujar Bu Kepala mencontohkan. Saya sangat hapal nada beliau yang super lembut dan meluluhkan anak-anak itu--yang tidak bisa saya contoh--ketika berbicara. Oke, kembali ke disiplin.
Pembiasaan tersebut ternyata menghasilkan kedisiplinan yang sadar pada anak-anak. Saya melihat anak-anak selalu membuang sampah pada tempatnya meski masih bertanya sesekali harus membuang sampah A di tong sampah warna apa. Oke, kita bahas tong sampahnya lain kali, ya.
Kemudian, mereka para pembelajar cilik itu juga terbiasa untuk merapikan ruangan sebelum bermain di luar kelas, termasuk membereskan mainan yang telah mereka pakai. Alhasil, tidak jarang saya lihat mereka memegang sapu, kain pel, atau merapikan box yang berantakan. Alhamdulillah, tidak sia-sia rasanya suara sempat habis karena mengingatkan mereka bila terlupa, heuheu.
Banyak kegiatan yang mereka lakukan menunjukkan terbentuknya sikap disiplin dalam diri para pembelajar cilik tersebut. Menaruh sandal di rak samping kelas sebelum masuk ruangan, misalnya. Sebagian pembelajar akan mengingatkan temannya yang terlupa. Sankyu, lil bro, sudah mengingatkan temanmu 😊.
Apa lagi? Antre? Yep. Ketika di sekitar rumah saya ditemukan kesulitan antre untuk berbagai hal, para pembelajar cilik ini sudah terbiasa antre. Lagi, mereka akan saling mengingatkan temannya yang menyela antrean.
Pembiasaan yang menghasilkan kedisiplinan, itulah yang diajarkan oleh para pembelajar cilik padaku, pada kita semua.