Siang ini seorang kawan menanyakan proses saya dengan mas. Ketika saya jawab sejujurnya (ngapain juga bohong, hehe), beliau meminta saya menulis sebuah artikel atau feature terkait proses saya. Trus, apa kaitannya dengan judul tulisan kali ini? Tak lain dan tak bukan karena 'kerusuhan' saya dan suami berawal di dunia maya.
Semua berawal di sebuah hari yang saya lupa kapan, ketika saya aktif di sebuah forum maya. Forum tersebut sangat nyata bagi saya karena anggotanya juga berperan aktif dalam kehidupan nyata, dan saya sadar bukan cuma kaskus.us yang aktif dalam kegiatan sosial membawa nama forum maya mereka. Dalam forum tersebut saya berinteraksi dengan banyak orang, termasuk suami saya. Ya ya ya, saat itu kami belum berproses. Bahkan saya memandangnya sebagai seorang kawan dengan kemampuannya. Kami berinteraksi dengan cara kami bersama teman-teman yang lain.
Suatu masa, beliau berproses dengan saya. Kami serius menjalani proses dengan perantara seorang kawan. Akhirnya, kami berkomitmen untuk menjaga hijab meski kami bukan aktivis kawakan. Malah, kami hanya dua manusia yang sedang belajar Islam. Maka, sms jarang, interaksi forum jarang, dan telepon kalau conference dengan orangtua kami jalani dengan ringan hati. Kami tak gelisah bila sehari tak mendapati salah satu mengirim sms. tak ada kata 'sayang', 'cinta'. bukan kami tak saling memiliki rasa, tapi kami sudah berkomitmen menjaga semua yang menjerumuskan kami berdua.
Beliau laki-laki tercuek yang mungkin pernah saya temui. Beliau laki-laki yang mampu membuat orangtua berkata 'iya'. Entah karena mama dan bapak percaya pada kedewasaan beliau,atau karena beliau bisa masak :D (peace mas). Tapi satu yang pasti, kami masih menjaga hubungan dalam koridor agama, Insya Allah. Malah, kami coba tak berkomunikasi via Facebook sebelum undangan disebar (awalnya rusuh2an sih tetep, hehe).
Ada lagi yang kurang? Hmm, terkait pasca nikah, saya tuliskan di catatan lain, ya, terkait keromantisan (ihiiirrrr). Jadi, bolehkah cari jodoh di dunia? Boleh. Tentu dengan syarat (sesuai syari'at).
*mas, may lagi belajar romantis, nih. jangan ketawain atau ledekin ya
Semua berawal di sebuah hari yang saya lupa kapan, ketika saya aktif di sebuah forum maya. Forum tersebut sangat nyata bagi saya karena anggotanya juga berperan aktif dalam kehidupan nyata, dan saya sadar bukan cuma kaskus.us yang aktif dalam kegiatan sosial membawa nama forum maya mereka. Dalam forum tersebut saya berinteraksi dengan banyak orang, termasuk suami saya. Ya ya ya, saat itu kami belum berproses. Bahkan saya memandangnya sebagai seorang kawan dengan kemampuannya. Kami berinteraksi dengan cara kami bersama teman-teman yang lain.
Suatu masa, beliau berproses dengan saya. Kami serius menjalani proses dengan perantara seorang kawan. Akhirnya, kami berkomitmen untuk menjaga hijab meski kami bukan aktivis kawakan. Malah, kami hanya dua manusia yang sedang belajar Islam. Maka, sms jarang, interaksi forum jarang, dan telepon kalau conference dengan orangtua kami jalani dengan ringan hati. Kami tak gelisah bila sehari tak mendapati salah satu mengirim sms. tak ada kata 'sayang', 'cinta'. bukan kami tak saling memiliki rasa, tapi kami sudah berkomitmen menjaga semua yang menjerumuskan kami berdua.
Beliau laki-laki tercuek yang mungkin pernah saya temui. Beliau laki-laki yang mampu membuat orangtua berkata 'iya'. Entah karena mama dan bapak percaya pada kedewasaan beliau,atau karena beliau bisa masak :D (peace mas). Tapi satu yang pasti, kami masih menjaga hubungan dalam koridor agama, Insya Allah. Malah, kami coba tak berkomunikasi via Facebook sebelum undangan disebar (awalnya rusuh2an sih tetep, hehe).
Ada lagi yang kurang? Hmm, terkait pasca nikah, saya tuliskan di catatan lain, ya, terkait keromantisan (ihiiirrrr). Jadi, bolehkah cari jodoh di dunia? Boleh. Tentu dengan syarat (sesuai syari'at).
*mas, may lagi belajar romantis, nih. jangan ketawain atau ledekin ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar