Akhirnya kemarin saya baca-baca dan
nonton Navya. Owalah, itu sinettronnya Shaher kesukaan keponakan,
tho. Oke, coba lihat deh. Belum pernah juga nonton sinetron India
dengan latar modern. Dan, saya mendapat beberapa hal yang seru dalam
sinetron 7 episode awal itu.
Kepercayaan dalam Keluarga
Yep. Ayahnya Navya sukses membangun
kepercayaan terhadap Navya dan kepercayaan serta penghormatan Navya
terhadap keluarganya. Suatu hal yang sulit saya temukan di kehidupan
Jakarta, khususnya di lingkungan saya. Anak-anak lebih percaya teman,
orangtua asik menuduh anaknya berbuat aneh-aneh tanpa percaya ucapan
anaknya. Lantas, bagaimana bisa slogan home sweet home atau rumahku
surgaku bisa terbentuk kalau begitu? Saya mulai berkaca pada keluara
Navya dan berharap bisa mempelajari formula agar terbangun
kepercayaan itu dalam keluarga kecil kami kelak, apalagi anak kami
perempuan.
Memendam rasa
Navya dalam sinetron ini lebih
digambarkan sebagai gadis yang memendam perasaannya pada laki-laki
yang disuka. Entah kenapa, karakter ini sangat menggambarkan karakter
gadis timur, dan saya berharap kelak anak saya juga begitu. Dengan
memendam perasaan sebelum waktunya diungkapkan, maka harga dirinya
terjaga. Eh, ini kalau dibandingkan dengan teman Navya yang memilih
maksa si cowok ya karena nggak memendam perasaan.
Tradisi tanpa Pacaran
Tradisi ini ternyata ada di India! Saya
sepakat dengan tradisi ini di tengah kebablasannya interaksi manusia
beda jenis kelamin sekarang ini. Kalau membatasi, dibilang kuno. Pas
banget sama yang dialami Navya, dibilang kuno. Padahal, itulah
sebenar-benar penjagaan kehormatan diri perempuan (dan laki-laki)
yang belum menikah dan keluarganya.
pacarannya kalau udah nikah aja yaaaa ^_^ |
Semoga saja penonton Navya yang masih
AbeGeh mengerti pesan ini disamping romantisme cinta Navya dan Anand.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar