15 Februari 2012 saya ditelepon pihak IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) untuk tes 18 Februari 2012, yang pasti itu hari Sabtu. Eh? Malah lupa kalau sempat ngirim lamaran ke IKAPI untuk Islamic Bookfair hehehe. Tapi alhamdulillah saya diberi kesempatan mengalami yang namanya interview sebagai panitia acara (dari dulu nggak pernah interview soalnya, entah itu milad partai, jadi pemantau Pilkada, maupun jadi surveyor). akhirnya saya persiapkan beberapa hal terkait, semisal pakaian (hihi, mirip orang mau pesta saja, pakaian disiapkan dua hari sebelum acara). Selain itu saya browsing info tentang IBF kali ini. Hmm, oke, oke, sekilas saya dapat infonya. Tinggal switch (sesuaikan) dengan pengalaman sebagai pengunjung saja, beres. Oke, saya yakinkan diri saya untuk siap melaksanakan interview itu. Pengalaman baru, itu saja yang ada di pikiran saya, menumbuhkan semangat diri saya. Mungkin benar kata orang-orang, saya berjiwa petualang. Ah sudahlah, tak peduli kata orang, yang pasti saya antusias dan antusiasme itu mengalahkan kegugupan yang pastinya akan dialami setiap orang saat interview.
Sabtu pun tiba, berbekal info Bapak yang memang sering ke IKAPI serta arahan teman terkait rute serta lokasi IKAPI, saya berjalan menyiapkan recehan untuk pembayaran angkutan, hehehe. Diawali Kopaja 57 dari durentiga menuju blok M, saya menikmati perjalanan yang tidak macet sama sekali itu. Oke, saya turun di Kantor Pos Tendean dan melanjutkan dengan bus hijau besar 57 menuju arah Pulo Gadung. Oke, kebiasaan ngetem bus tersebut ternyata masih belum hilang dan saya nikmati saja dengan berbagai lantunan, dari lagu Backstreet Boys sampai dzikir *GUBRAKS! Jauh aja* tak putus. Dan akhirnya saya turun di Utan Kayu, menyambung dengan Metro Mini 46 arah Rawamangun. Sempat saya celingukan mencari Bapak Kondektur, kok tak ada?
Saya mendapat jawaban ketika bus tersebut berhenti di depan kampus UNJ, ketika dua mahasiswa (sepertinya) turn dan memberi ongkos mereka ke supir bus. OOOOO, jaadiii, pak supir merangkap kondektur tho. Dan saya akhirnya meminta Pak Supir menghentikan bus beliau di depan Pasar Sunan Giri. Oke, kalau dari arah Kampus UNJ, Pasar Sunan Giri ada di kiri jalan, kemudian saya menyeberang sehingga saya masuk ke jalan di kanan perempatan, atau kalau kita gunakan gaya pendaki gunung, saya berjalan ke arah Selatan, mencari Jl. Mustika.
Untuk memastikan, saya tanya bapak-bapak di pinggir jalan, sebuah toko kelontong. Alhamdulillah jawaban Bapak tersebut sesuai dengan arahan Bapak dan peta yang sempat kami baca kemarin. Kemudian tak lama kemudian saya menemukan sebuah rumah kantor bertuliskan IKAPI.
"Bapak, saya masuk lewat mana?" tanya saya, seolah sudah mengenal Bapak berbaju merah. Hehehehe, maaf Pak, udah panik duluan karena terlalu banyaknya gerbang. Akhirnya Bapak beremosi stabil itu menunjukkan sebuah gerbang dan saya masuk ke dalamnya, menemukan beberapa orang sudah menanti pelaksanaan tes.
Ada Kak Erni, Kak Fahmi, dan Kak Harsya. Hayuk yang jomblo, Ketiga Kakak ini keren-keren lho. Baik dari penampilan maupun pembawaan sikap mereka. Kok jadi promosi gini? Oke oke kita kembali ke beberapa nama yang saya kenal ya. Ada Dian, si pencari event (pengalamannya buanyak lho tentang panitia event), trus mbak Syifa yang kelihatan banget kalau beliau anak jurusan arab (lha wong nyebut dirinya aja 'ana' trus ada kata 'anti'). Ada lagi anak UI mbak Desi dkk.
Oke, ada tes tertulis yang pertanyaannya:
1. Apa yang Anda ketahui tentang islamic Bookfair?
2. Apa tugas utama staf Humas?
3. Apa organisasi massa yang pernah Anda ikuti?
4. Buku Islam apa yang jadi favorit? Judul dan penulisnya?
5. Anda ingin ditempatkan di mana?
- pembawa acara
- bagian informasi
- staf/kasir merchandise
- database
- perlengkapan
6. ceritakan tentang diri anda maksimal 20 kata
Hew, dikasih waktu cuma 30 menit. begitu selesai semua, kita ngobrol-ngobrol deh, khususnya terkait kampus masing-masing dan isi jawaban tadi hehem. Nggak nyangka, Bapak berbaju merah tadi begitu baik hati ngasih snack ke kitaaaaaaaaaaaaa ^_^
Habis itu kita nunggu dipanggil namanya untuk interview. Walah, banyak juga yang gugup sampai toilet laris karena banyak yang ngilangin groginya di toilet (apa coba? :D). Dan, jelang akhir-akhir, nama May dipanggil! Bismillah, bismillah. Dengan langkah mantap, May ke ruangan interview.
Waaaa, bapaknya asiiiik, kalem, kebapakan (iyalah, masak keibuan), emosinya stabil, bajunya merah pula :D. Dari tadi orang-orang baiknya IKAPI pakai baju merah, xixixi, apa karena may juga pakai baju merah maroon? Ah udahlah, saatnya interview.
Eh? pertanyaan tadi ditanya ulang! Oke oke, berhubung nggak nyontek, May bisa jawab (alhamdulillah), trus trus trus....ditanya begini: "Mbak berminat nggak suatu hari buka Taman bacaan untuk anak-anak yang kurang mampu?"
Kyaa~~~ itu pertanyaan bener-bener jauh dari IBF! Tapi May seneng ditanya begitu, seolah bapak itu tahu banget May suka sama pertanyaannya ^_^
Akhirnya dapet kuesioner sama poster publikasi deh untuk disebarin, hehehe. But, thanks ya Pak, udah ngasih pengalaman baru ke May ^_^
Btw, kok di awal nulisnya 'saya' ujungnya malah 'May' ya? Heuheuheu, gepepe,laaah, sekali-sekali nggak konsisten :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar